Minggu, 21 Oktober 2018

Manusia dan Kebudayaan


MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

















Disusun oleh :
Amelinda Kusumaningtyas     (10117620)
Gladia Amiranti                      (12117575)
Naya Viandita                         (14117469)
Sri Rahayu Adiningsih            (15117762)



1KA01
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017













Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat satu sama lainnya. Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang pengertian-pengertian dasar tentang manusia dan kebudayaan.
A. MANUSIA
Manusia memegang peranan yang unik di dalam dunia ini dan dapat dipandang dari banyak segi.
Dalam ilmu eksakta :
·         manusia merupakan kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia).
·         manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terikat satu sama lain dan merupakan kumpulan energi (ilmu fisika).
·         manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam golongan mamalia (ilmu biologi).
Dalam ilmu sosial :
·         manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, yang sering disebut sebagai homo economicus (ilmu ekonomi).
·         Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (ilmu sosiologi).
·         Manusia merupakan makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (ilmu politik).
·         Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, yang sering disebut homo humanos (ilmu filsafat).
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa manusia selain diartikan dari banyak segi, juga mempunyai banyak kepentingan. Tetapi, siapakah manusia sebenarnya? Tentu kita akan mengalami kebingungan dalam menjawab hal tersebut. Oleh karena itu, mari kita ketahui siapa manusia itu dari unsur-unsur yang membangun manusia. Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia :
A.    Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu :
a)      Jasad, badan kasar manusia; tubuh; sesuatu yang dapat dilihat dan diraba.
b)      Hayat, mengandung unsur hidup, ditandai dengan gerak; kehidupan; nyawa.
c)      Ruh, unsur non-materi yang diciptakan oleh Tuhan sebagai penyebab adanya kehidupan.
d)     Nafs, keinginan untuk memenuhi apa yang diinginkan; keinginan dalam memperoleh pengakuan; syahwat, cenderung memiliki arti yang buruk karena apabila tidak terpenuhi biasanya akan menumbuhkan rasa iri hati,dengki, atau hasad dalam hati.

B.     Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu :
a)       Id, struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak. Id merupakan libido murni atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irasional dan terkait dengan seks. Id tidak berhubungan dengan lingkungan luar diri, tetapi terkait dengan struktur lain kepribadian yang pada gilirannya menjadi mediator antara insting Id dengan dunia luar. Terkukung dari realitas dan pengaruh sosial, Id diatur oleh prinsip kesenangan, mencari kepuasan instingtual libidinal yang harus dipenuhi baik secara langsung melalui pengalaman seksual atau secara tidak langsung seperti melalui mimpi atau khayalan. Proses pemenuhan kepuasan yang disebutkan terakhir, dilakukan secara tidak langsung disebut sebagai proses primer. Obyek yang nyata dari pemuasan kebutuhan langsung dalam prinsip kesenangan ditentukan oleh tahap psikoseksual dari perkembangan individual.
b)      Ego, bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif’ karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain. Perkembangan ego terjadi antara usia satu dan dua tahun, pada saat anak secara nyata berhubungan dengan lingkungannya. Ego diatur oleh prinsip realitas, sadar akan tuntunan lingkungan luar, dan mengatur tingkah laku sehingga dorongan instingtual Id dapat dipuaskan dengan cara yang dapat diterima. Pencapaian obyek-obyek khusus untuk mengurangi energi libidinal dengan cara yang dalam lingkungan sosial dapat diterima disebut sebagai proses sekunder.
c)      Superego, struktur kepribadian paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Dibandingkan dengan Id dan ego yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Jadi, superego merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua. Baik aspek negatif maupun positif dari standar moral tingkah laku ini diwakilkan atau ditunjukkan oleh superego. Kode moral positif disebut ego ideal, suatu perwakilan dari tingkah laku yang tepat bagi individu untuk dilakukan. Kesadaran membentuk aspek negatif dari superego untuk menentukan hal-hal mana yang termasuk dalam kategori tabu, bahwa penyimpangan dari aturan tersebut akan dikenakan sangsi.



Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui aspek tindakan manusia dengan analisa hubungan antara tindakan dan unsur-unsur manusia. Seringkali, misalnya orang yang senang terhadap penyimpangan terhadap nilai-nilai masyarakat dapat diidentifikasikan bahwa orang tersebut lebih dikendalikan olh Id dibanding superego-nya atau seringkali ada kelainan yang terjadi pada manusia seperti orang yang berparas buruk dan bertubuh pendek berani tampil ke muka umum, yang mengacu kepada unsur nafs yang dimiliki oleh manusia. Semua unsur tersebut dapat digunakan sebagai alat analisa tingkah laku manusia.
B. HAKEKAT MANUSIA
a.      Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat,diraba,dirasa, dan wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal, tubuhnya akan hancur dan lenyap. Jiwa terdapat di dalam tubuh, tidak dapat dilihat maupun diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi. Jika manusia itu meninggal, jiwa akan lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan dan jiwa tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.
b.      Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Kesempurnaan manusia terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi dengan akal,perasaan, dan kehendak yang terdapat di dalam jiwa manusia. Dengan akal, manusia mampu menciptakan teknologi dan ilmu pengetahuan. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia mampu mempertimbangkan,menilai, dan berkehendak dalam menciptakan kebenaran, keindahan, kebaikan, atau sebaliknya. Selanjutnya perasaan, manusia mampu menciptakan kesenian. Daya rasa dalam diri manusia ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan rohani.
Perasaan inderawi adalah rangsangan jasmani melalui panca indera, tingkatnya rendah, dan terdapat pada manusia atau binatang, sedangkan perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia, misalnya :
1)      Perasaan Intelektual , perasaan yang berhubungan dengan pengetahuan. Seseorang akan merasa senang atau puas jika berhasil mengetahui sesuatu, begitu pula sebaliknya.
2)      Perasaan Estetis , perasaan yang berhubungan dengan keindahan. Seseorang akan merasa senang jika dia melihat atau mendengar hal yang indah, begitu pula sebaliknya.
3)      Perasaan Etis , perasaan yang berhubungan dengan kebaikan. Seseorang akan merasa senang apabila sesuatu itu baik, sebaliknya jika tidak baik maka ia akan membencinya.

4)      Perasaan Diri , perasaan yang berhubungan dengan harga diri karena merasa lebih dari yang lain. Apabila seseorang memiliki kelebihan pada dirinya, dia akan merasa tinggi, angkuh, dan sombong, sebaliknya apabila ada kekurangan pada dirinya maka dia akan merasa rendah diri.
5)      Perasaan Sosial , perasaan yang berhubungan dengan kelompok atau hidup bermasyarakat. Apabila ada orang yang berhasil, dia ikut senang. Namun, jika ada yang terkena musibah, dia akan sedih.
6)      Perasaan Religius, perasaan yang berhubungan  dengan agama atau kepercayaan. Seseorang akan merasa tentram jiwanya apabila bertawakkal kepada Tuhan, yaitu mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
c.       Makhluk biokultural, makhluk hayati yang budayawi.
Manusia adalah produk saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi. Sebagai makhluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi anatomi, fisiologi, biokimia, psikobiologi, patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya, dan sebagainya. Sebagai makhluk budayawi dapat dipelajari dari segi kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, bahasa, dan sebagainya.
d.      Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
Menurut Soren Kienkegaard, seorang filsuf Denmark dan pelopor ajaran “eksistensialisme” , memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah makhluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya dan memiliki sifat-sifat alamiah serta tunduk pada hukum alamiah.
Hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu estetis, etis, dan religious. Dimana dengan kehidupan estetis, manusia mampu menangkap dunia sekitarnya sebagai dunia yang mengganggumkan dan mengungkapkannya kembali dalam bentuk tarian ataupun lukisan. Dengan kehidupan etis, manusia dapat meningkatkan kehidupan estetis ke dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk keputusan bebas dan dipertanggungjawabkan. Dengan kehidupan religius, manusia akan mampu menghayati pertemuannya dengan Tuhan.
Semakin dekat seseorang dengan Tuhan, semakin dekat pula dia menuju kesempurnaan dan semakin jauh dari rasa kekhawatiran serta semakin bermakna pula kehidupannya.
C. KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
Manusia mendiami wilayah yang berbeda dan berada di lingkungan yang berbeda pula. Hal ini membuat kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan,  dan kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda dengan yang lainnya. Namun, secara garis besar, terdapat tiga pembagian wilayah, yaitu : Barat, Timur Tengah, dan Timur.


Indonesia termasuk ke dalam bangsa Timur, yang dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa Timur dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Orang-orang dari wilayah lain sangat suka dengan kepribadian bangsa Timur yang tidak individualistis dan saling tolong-menolong satu sama lain.
Akan tetapi, kebanyakan bangsa Timur masih tertinggal oleh bangsa Barat dan Timur Tengah.

Ilmu psikologi berasal dan timbul dalam masyarakat barat, dimana konsep individu mengambil tempat yang amat penting dalam menganalisis jiwa manusia yang banyak menekan kepada pembatasan konsep individu sebagai kesatuan analisis tersendiri.

Hingga kini, ilmu psikologi di negara-negara barat mengembangkan konsep-konsep dan teori-teori mengenai aneka warna isi jiwa, serta metode-metode dan alat-alat untuk menganalisis dan  mengukur variasi isi jiwa individu secara detail. Tetapi, ilmu itu masih kurang dalam konsep untuk menganalisis jaringan terkait antara jiwa individu dan lingkungan sosial budayanya.

Oleh karena itu, Francis L.K Hsu seorang sarjana Amerika keturunan Cina, mengembangkan suatu konsepsi tentang jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya, yang ia sebut sebagai Bagan Psiko-Sosiogram Manusia atau delapan daerah seperti lingkaran konsentris sekitar diri pribadi.

Berikut keterangannya :

Nomor  7 dan 6  disebut sebagai daerah tak sadar dan sub sadar. Kedua lingkaran itu berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang telah terdesak ke dalam, sehingga tidak disadari lagi oleh individu yang bersangkutan.  Pada bagian ini, diibaratkan sebagai isi impian sudah tidak lagi tersusun menurut logika yang biasa dianut manusia dalam kehidupan sehari-hari. Individu tersebut mungkin sudah melupakannya, tetapi dalam keadaan tertentu bisa saja apa yang sudah dilupakannya muncul kembali dan mengganggu kebiasaan hidup sehari-harinya. Daerah itu sudah banyak diteliti dan dianalisis oleh para ahli psikoanalisis seperti Sigmund Freud dan pengikutnya.

Nomor  5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan (unexpressed conscious). Bagian ini terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari oleh individu, tetapi disimpan sendiri dan tak dinyatakan kepada siapapun juga dalam lingkungannya. Kemungkinan hal itu terjadi disebabkan oleh :
a)      Takut akan disalahkan atau dimarahi atau karena ia mempunyai niat jahat.
b)      Takut mendapat respon yang buruk, tidak sesuai dengan keinginannya.
c)      Malu karena takut ditertawakan atau karena ada perasaan bersalah yang mendalam.
d)     Tidak bisa menemukan kata-kata yang cocok dalam menyatakannya.
Nomor  4 disebut kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious). Bagian ini adalah bagian dimana baik pikiran, gagasan, ataupun perasaan dinyatakan secara terbuka kepada sesamanya serta mendapat respon yang baik karena dapat dengan mudah diterima oleh sesamanya.
Nomor  3 disebut  lingkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda yang bisa saja dipakai oleh individu atau tempat dia mencurahkan isi hatinya. Biasanya penghuni pada bagian ini adalah orang tua, saudara sekandung, kerabat dekat, dan sahabat karib yang merupakan penghuni penting. Selain itu, binatang kesayangan atau benda kesayangan, ideologi bagi yang memilikinya, dan Tuhan bagi yang beribadah juga menempati bagian ini.
Nomor  2 disebut  lingkungan hidup berguna, tidak ditentukan melalui sikap sayang dan mesra, melainkan oleh fungsi kegunaan orang, binatang atau benda bagi dirinya sendiri. Contoh penghuni di bagian ini, guru adalah penghuni nomor dua bagi murid. Kecuali manusia, juga ada benda dan alat kehidupan sehari-hari yang otomatis digunakan, tanpa banyak mengeluarkan perasaan,kecakapan atau tenaga ,seperti pakaian harian, alat makan, uang, dan sebagainya.

Nomor  1 disebut  lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda, alat, pengetahuan, dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari. Biasanya yang berada dalam lingkaran ini adalah orang-orang yang tadinya kagum akan suatu apabila mendengarnya, tetapi sesudah itu tidak ada kelanjutan lebih jauh dari kekaguman tadi karena hal-hal tersebut tak ada tempat dan fungsi langsung dalam kehidupan mereka.
Nomor  0  disebut lingkungan dunia luar, yang berarti tentang pendapat dan pikiran seseorang tentang dunia atau daerah yang belum pernah dikunjungi atau dijumpai.
D. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Pengertian kebudayaan menyangkut bermacam-macam definisi yang telah dipikirkan oleh sarjana-sarjana bidang sosial budaya seluruh dunia.
Dua orang antropolog termuka yaitu Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan, bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu. Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganik, karena turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya.
Pengertian kebudayaan meliputi bidang yang luasnya seolah-olah tidak ada batasnya. Dengan demikian sukar sekali untuk mendapatkan pembatasan pengertian yang tegas dan terperinci. Dalam pengertian sehari-hari, kebudayaan sering diartikan sama dengan kesenian, terutama seni tari dan seni suara.
Kebudayaan mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik yang sifatnya material, seperti teknologi, maupun non-material, seperti nilai kehidupan. Secara praktis, kebudayaan merupakan sistem nilai dan gagasan utama (vital). Dimana sistem nilai dan gagasan utama tersebut, dihayati benar-benar oleh para pendukung kebudayaan yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu.
Sistem nilai dan gagasan utama sebagai hakekat kebudayaan terwujud dalam tiga sistem kebudayaan terperinci, yaitu Sistem Ideologi, Sistem Sosial, dan Sistem Teknologi.
Sistem ideologi meliputi etika, norma, adat istiadat, dan peraturan hukum yang berfungsi sebagai pengarahan untuk sistem sosial dan berupa interpretasi operasional dari sistem nilai budaya dan gagasan utama yang berlaku.

Sistem sosial meliputi hubungan dan kegiatan sosial di dalam masyarakat, baik yang terjalin di dalam lingkungan kerabat, maupun yang terjadi dengan masyarakat lebih luas serta pemimpin-pemimpinnya.
Sistem  teknologi meliputi segala perhatian serta penggunaannya, sesuai dengan nilai budaya yang berlaku.
E. UNSUR – UNSUR KEBUDAYAAN
Yang dimaksud dengan unsur disini adalah apa sesungguhnya kebudayaan itu, sehingga kebudayaan disini lebih mengandung makna totalitas daripada sekedar penjumlahan unsur-unsur yang terdapat didalamnya.
Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw Malinowski, mengatakan unsur-unsur tersebut terdiri dari sistem norma,organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga petugas pendidikan dan organisasi kekuatan.
C. Kluckhohn mengemukakan, bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal di dalam karyanya yang berjudul Universal Categories of Culture, yaitu :
1.      Sistem Religi (sistem kepercayaan)
Manusia sebagai homo religieus. Manusia memiliki kecerdasan pikiran dimana ketika ia melihat sesuatu yang lebih kuat darinya, maka ia akan merasa takut dan menjadi tunduk. Oleh karena itu, lahirlah kepercayaan atau yang dikenal sebagai agama.
2.      Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Manusia sebagai homo socius. Meskipun manusia memiliki akal, namun tubuhnya lemah. Oleh karena itu, disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia dapat bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3.      Sistem Pengetahuan
Manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan tidak hanya diperoleh dari pemikiran sendiri, namun dari orang lain juga. Kemampuan manusia dalam mengingat suatu ilmu lalu menyampaikannya yang membuat ilmu pengetahuan tersebut berkembang luas.
4.      Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem-Sistem Ekonomi
Manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.



5.      Sistem Teknologi dan Peralatan
Manusia sebagai homo faber. Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang-barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengan makhluk hidup yang lain.
6.      Bahasa
Manusia sebagai homo longuens. Kode yang telah disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan dan menjadi bentuk bahasa tulisan adalah bahasa manusia.
7.      Kesenian
Manusia sebagai homo aesteticus. Selain memenuhi kebutuhan fisik, manusia juga perlu memenuhi kebutuhan psikisnya.
Masalah lain yang juga penting tentang kebudayaan adalah wujudnya. Pendapat umum mengatakan, bahwa kebudayaan dapat dibedakan dalam dua bentuk wujudnya. Pertama, kebudayaan bendaniah (material) lalu yang kedua, kebudayaan rohaniah (spiritual).
F. WUJUD KEBUDAYAAN
            Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu :
1)      Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Disebut juga sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya atau dengan kata lain di dalam alam pikiran manusia dimana kebudayaan bersangkutan hidup.
2)      Kompleks aktivitas
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi, konkrit, dan dapat diamati. Wujud ini sering disebut sebagai sistem sosial.
3)      Wujud sebagai benda
Interaksi manusia tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya. Kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkrit atau disebut juga kebudayaan fisik, muali dari benda yang diam hingga yang bergerak.
            Ketiga wujud tadi tak terpisah satu sama lainnya di dalam kehidupan bermasyarakat.
G. ORIENTASI NILAI BUDAYA
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhohn dalam bukunya yang berjudul Variations in Value Orientation pada tahun 1961 menyatakan, bahwa sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia ,menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :


1. Hakekat hidup manusia (MH)
Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda; ada yang berusaha memadamkan hidup, ada pula yang mengisi hidupnya dengan hal yang bermanfaat.
2. Hakekat karya manusia (MK)
Setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda. Ada yang beranggapan bahwa karya memberikan kedudukan atau kehormatan, bahkan kehidupan.
3. Hakekat waktu manusia (WM)
Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda; ada yang lebih berorientasi pada masa lampau, ada juga pada masa datang.
4. Hakekat alam manusia (MA)
Ada yang beranggapan bahwa manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkannya dengan baik, ada pula yang menyuruh kita harmonis dengan alam dan menyerah pada alam.
5. Hakekat hubungan manusia (MN)
Ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secara horizontal atau dengan sesamanya maupun secara vertikal (orientasi kepada tokoh-tokoh). Namun, ada pula yang berpandangan individualistis.
H. PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Tidak semua kebudayaan itu statis, semua kebudayaan memiliki dinamika dan geraknya tersendiri. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tersebut. Hal itu terjadi karena hubungan yang tercipta antar kelompok manusia dengan masyarakat. Berikut sebab-sebab terjadinya perubahan :
1. Dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, seperti perubahan jumlah penduduk.
2. Perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang    cenderung hidup terbuka, lebih mudah dalam berbaur dengan masyarakat.
Selain sebab-sebab diatas, mungkin saja disebabkan karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, terutama teknologi.

Perubahan sosial dengan kebudayaan adalah dua hal yang berbeda. Dalam perubahan sosial terjadi perubahan struktur sosial serta pola-pola hubungan sosial.
Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Sedangkan perubahan kebudayaan, terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa, sehingga lama-lama unsur-unsur kebudayaan asing tersebut akan diserap dan diterapkan di dalam kebudayaan tersebut tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Terkait dengan unsur-unsur kebudayaan asing, kebudayaan asing seperti apakah yang mudah diterima, yaitu yang membawa manfaat yang besar serta sesuai dengan keadaan kebudayaan tersebut. Sedangkan yang sulit diterima, biasanya yang menyangkut sistem kepercayaan.
I. KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Secara sederhana hubungannya, manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan sebagai obyek yang dilaksanakan manusia. Namun dalam ilmu sosiologi, manusia dan kebudayaan bernilai dwitunggal. Meskipun berbeda tapi merupakan satu kesatuan, dimana manusia menciptakan kebudayaan lalu kebudayaan itu akan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manusia tidak bisa lepas dari kebudayaan.
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan dialektis, yaitu saling terkait satu sama lainnya. Proses dialektis diciptakan melalui tiga tahap, yaitu :
1. Eksternalisasi, proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2. Obyektivasi, proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif yang akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
3. Internalisasi, proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik.
Oleh karena itu, manusia dan kebudayaan atau manusia dan masyarakat mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lainnya.  


DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Widyo dan Achmad Muchji.  1996.  MKDU Ilmu Budaya Dasar  (edisi pertama cetakan ke-5). Jakarta: Gunadarma

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dampak COVID-19 terhadap Sektor TIK di Indonesia

Setelah fokus pada dampak bisnis secara umum, kali ini akan fokus pada dampak COVID-19 terhadap bisnis IT. Selain sektor perminyakan, ...