INDIVIDU,
KELUARGA, DAN MASYARAKAT
Oleh:
Amelinda
Kusumaningtyas (10117620)
1KA01
Ilmu
Sosial Dasar
Fakultas
Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2017
1. Pertumbuhan
Individu
A. Pengertian
Individu
“individu” berasal dari bahasa
latin, “individuum” yang berarti “yang tak terbagi”. Itu merupakan suatu
sebutan yang dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak
terbatas.
Individu bukan berarti manusia
sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan
yang terbatas, perseorangan. Maka dari
itu, ada orang-orang sekitar yang kita jadikan acuan dalam berkehidupan. Karena
kita sejenis tapi tak sama da ada banyak bangsa juga dengan segala macam sifat
dan tabiat yang beraneka macam.
Sebesar apapun pengaruh lingkungan
sosial indicidu tersebut pun, manusia tetap mempunyai watak dan sifat tertentu
yang aktif ditengah-tengah sesame manusia lainnya.
Maka kesimpulannya, individu adalah
seseorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan
sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku
spesifik diri mereka. Dalam bertingkah laku pun ada 3 kemungkinan menurut pola
pribadinya : menyimpang dari norma dan mempengaruhi masyarakat seperti adanya
tokoh pahlawan atau pengacau. “baik” atau “buruk” pengaruh individu terhadap
masyarakat adalah relatif.
B. Pengertian
Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah suatu perubahan
menuju ke arah yang lebih baik lagi atau lebih maju. Atau biasa disebut dengan
proses.
Ada beberapa pendapat mengenai
pertumbuhan yaitu asosiasi, psikologi Gestalt, dan sosiologi.
Menurut para ahli yang menganut
pendapat asosiasi mereka berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah
proses asosiasi dan proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian yang telah
ada lebih dahulu dan terikat satu sama lain sehingga menjadi keseluruhan oleh
asosiasi.
Maka dari itu, diketahui bahwa
proses asosiasi adalah terjadinya perubahan pada seseorang secara bertahap
Karena pengarah baik dari pengalaman atau empiris luar melalui panca indera
yang menimbulkan sensasi maupun pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri
yang menimbulkan refleksi.
Berbeda dengan penganut psikologi
Gestalt tentang pertumbuhan. Menurut mereka, itu adalah proses diferensiasi
yang berarti keseluruhan dulu yang ada baru bagian-bagian yang lain. Dan dapat
disimpulkan,bahwa pertumbuhan adalah proses perubahan secara perlahan-lahan
pada manusia dalam mengenal sesuatu secara keseluruhan lalu bagian-bagian dari
lingkungan yang ada.
Lalu yang terakhir ada persepsi
sosiologi, dimana para ahli yang menganut pendapat ini mengatakan bahwa,
pertumbuhan adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat
mula-mula yang asocial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap
disosialisasikan.
C. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan
a. Pendirian
Nativistik
Menurut
para ahli, bahwa pertumbuhan individu ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa
sejak lahir karena adanya kemiripan dengan orang tuanya. Tapi hal ini masih
diragukan karena apakah iya jika ayahnya memiliki keahlian dibidang sains maka
anaknya juga akan ahli dalam bidang tersebut. Oleh karena itu, kesamaan anatar
orang tua dan anaknya menimbulkan keraguan, karena hal tersebut bisa saja karena
dukungan atau adanya fasilitas-fasilitas yang mendukung. Menuju kearah
tersebut.
b. Pendirian
Empiristik dan Environmentalistik
Untuk
pertumbuhan yang satu ini, para ahli nativistik berkata bahwa itu semata-mata
tergantung pada lingkungan dan dasar tidak berpengaruh sama sekali.
Sedangkan pendapat lain lebih menekankan
kepada lingkungan dan konsekuensinya atau biasa disebut environmentalistik.
Tetapi
pada kenyataannya kedua hal tersebut tak dapat dipisahkan begitu saja, sebab
tidak sesuai dengan realita.
Oleh
karena itu, menurut paham ini, kedua hal tersebut, lingkungan maupun dasar,
memegang kendali yang amat penting.
Bakat
atau dasar pasti dimiliki oleh setiap individu tetapi hal tersebut perlu
diselaraskan dengan lingkungan agar dapat tumbuh dengan baik.
c. Pendirian
Konvergensi dan Interaksionisme
Banyak
para ahli yang mengikuti prinsip ini dengan modifikasi seperlunya. Konsep
interaksionisme berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi antara
dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu sedangkan konsep
konvergensi, berpendapat lain tentang sudut pandag mengenai dasar dan
lingkungan.
d. Tahap
Pertumbuhan Individu berdasar Psikologi
a.
Masa vital yaitu dari 0 sampai kira-kira 2 tahun.
b.
Masa estetik dari umur kira-kira 2 tahun sampai kira-kira 7 tahun.
c.
Masa intelektual dari kira-kira umur 7 tahun sampai kira-kira umur 13 atau 14
tahun.
d.
Masa sosial, kira-kira umur 13 tahun atau 14 tahun sampai kira-kira umur 20
tahun atau 21 tahun.
a.
Masa vital
Pada
masa vital ini, individu menggunakan fungsi-fungsi biologi untuk menemukan
berbagai hal dalam dunianya. Menurut Frued, tahun pertama dalam kehidupan
individu itu sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber
kenikmatan dan ketidaknikmata.
Pendapat
semacam ini mungkin beralasan kepada kenyataan, bahwa pada masa ini mulut
memainkan peranan terpenting dalam kehidupan individu. Bahwa anak memasukkan
apa saja yang dijumpai ke dalam mulutnya itu tidak karena mulut merupakan
sumber kenikmatan utama, melainkan karena pada waktu itu mulut merupakan alat
utama untuk melakukan eksplorasi dan belajar. Pada tahun kedua, anak belajar
berjalan dan dengan berjalan itu anak mulai pula belajar menguasai ruang.
Disamping itu terjadi pembiasaan tahu akan kebersihan. Melalu tahu akan
kebersihan itu anak belajar mengontrol impuls-impuls yang datang dari dalam
dirinya.
b.
Masa estetik
Masa
ini dianggap sebagai masa pertumbuhan rasa keindahan. Sebenernya estetik
diartikan bahwa pada masa ini pertumbuhan anak yang terutama adalah fungsi
panca indera. Dalam masa ini pula, tampak pula munculnya gejala kenakalan yang
umunya terjadi antara umur 3 tahun sampai umur 5 tahun. Anak sering menentang
kehendak orang atau kadang-kadang menggunaka kata- kata kasar, dengan sengaja
melanggar apa yang dilarang dan tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
Adapun
alasan anak berbuat kenakalan dalam usia-usia tersebut adalah sebagai berikut :
Berkat
pertumbuhan bahsanya yang merupakan modal utama bagi anak dalam menghadapi
dunianya maka sampailah anak pada penyadaran “aku”nya atau tahap menemukan
“aku”nya yaitu suatu tahap ketika anak menemukan dirinya sebagai subyek.
Kalau
pada masa-masa sebelumnya, anak masih merasa satu dengan dunianya belum mampu
mengadakan pemisahan secara sadar antara dirinya sendiri sebagai subyek dan
yang lain sebagai obyek maka kemampuan itu kini dimiliknya. Berarti dia
menyadari bahwa dirinya juga subyek seperti yang lain. Sebagai subyek dia
mempunyai kebebasan untuk menghendaki sesuatu, mempunyai pula kebebasan untuk
menolak sesuatu. Karena jarang menemukan kenyataan tersebut maka anak
seakan-akan ingin mendapatkan pengalaman sebagai subyek yang bebas menentukan
keinginannya itu.
Pada
masa ini terjadi apa yang kita sebut dengan menghendaki dan kehendak yang
dimiliki tidak dapat ditahan-tahan. Akan tetapi, kalau dia telah memperolehnya
maka dia tidak lagi memperdulikan dan menghendaki benda yang lain dan
seterusnya. Dalam hal ini, kadang-kadang dia melanggar apa yang dilarang dan
tidak mengerjakan hal yang harus dilakukan. Hal yang demikian itu dilakukannya
bukan karena dia keras kepala, melainkan hanya karena ingin menyaksikan
akibatnya.
c.
Masa intelektual
ada
beberapa sifat khas pada anak-anak pada masa ini, antara lain :
1.
Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi di
sekolah.
2.
Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
3.
Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar
Lalu
masa ini akan berakhir dengan suatu masa pueral, dimana akan muncul sifat-sifat
:
1.
Timbul rasa ingin berkuasa untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
2.
Tingkah laku ekstrovert yaitu perbuatab yang berorientasi ke luar dirinya.
d.
Masa remaja
ada
3 fase yaitu masa pra remaja, remaja dan mahasiswa.
1.
Masa pra remaja
Satu
masa yang mengikuti masa pueral hanya saja dalam waktu yang singkat. Masa ini
ditandai oleh sifat-sifat negatif sehingga disebut juga masa negatif. Beberapa
gejalanya seperti, kurang suka bergerak atau bekerja. Atau dapat dikatakan,
sifat-sifat negatif yang meliputi sifat negatif dalam prestasi, baik jasmani
maupun mental.
Terjadinya
gejala-gejala negatif itu pada umumnya karena biologis, yaitu mulai bekerjanya
kelenjar-kelenjar kelamin, yang dapat membawa perubahan-perubahan cepat dalam
diri si remaja yang sangat cepat hingga terkadang si remaja tersebut masih
belum bisa memahami dan menimbulkan rasa ragu-ragu, kurang pasti, dan bersifat
malu.
2.
Masa Remaja
Gejala
pada masa ini disebut merindu puja. Dalam fase ini, remaja akan sadar untuk
pertama kalinya mereka merasa kesepian yang tidak pernah dialaminya pada
masa-masa sebelumnya. Reaksi pertama terhadap gangguan ketenangan dan keamanan
batinnya ialah proses terhadao sekitarnya yang dirasakan tiba-tiba bersikap
menelantarkan dan memusuhinya. Oleh karena itu, ia butuh teman yang dapat
memahami dan menolongnya serta yang dapat merasakan suka dan dukanya.
Disinilah
mulai timbul dalam diri remaja untuk mencari pedoman hidup yang dapat ia
junjung. Jadi proses penemuan nilai-nilai hidup tersebut melewati 3 langkah
yaitu ;
1.
Karena tidak adanya pedoman, mereka merindukan sesuatu yang mereka anggap
bernilai.
2.
Obyek yang menjadi pedoman biasanya sesuatu yang umumnya, mereka pandang
sebagai sesuatu yang mendukung nilai-nilai tertentu.
3.
Disinilah para remaja mulai dapat menentukan pilihan mereka masing-masing.
Pendirian
yang mereka ambil pasti akan mengalami beberapa kali modifikasi dimana
terkadang pilihan-pilihan mereka terkadang tidak semua pilihan mereka tahan uji
dan juga agar dapat mengikuti perubahan serta perkembangan lingkungannya.
3.
Masa mahasiswa
Mereka
yang berada pada masa ini, digolongkan pada masa remaja akhir atau dewasa awal.
Mereka mulai mengalami perubahan untuk mencapai kehidupan yang realistik.
Johnson berkata “person are what they are always in social context. …… the
solitary person is unreal, abstract artificial, abnormal ….” Disini individu
akan berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilaku
yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang ada. Namun ia bisa juga
mengalami maladjustment, yaitu gagal menyesuaikan diri. Mengapa? Kita bisa
meneliti kembali pembentukan pribadi tersebut.
D.
Fungsi-Fungsi Keluarga
Keluarga
adalah unit atau satuan kelompok masyarakat yang terkecil. Dalam hubungannya
dengan perkembangan individu, sering disebut primary group. Kare kelompok
inilah yang melahirkan individu dengan berbagai macam kepribadian. Banyak
hal-hal mengenai kepribadian yang dapat dirunut dari keluarga yang seringkali
dilupakan orang. Perkembangan intelektual akan kesadaran lingkungan seseorang
sering dilepaskan dan bahkan dipisahkan dengan masalah keluarga. Hal-hal
seperti inilah, yang sering menimbulkan masalah-masalah sosial karena hilangnya
pijakan. Keluarga sudah seringkali kehilangan peranannya. Oleh karena itu, akan
lebih baik jika peranan keluarga kembali dengan skala prioritas dan proporsi
yang tepat.
Keluarga
juga ada macamnya sesuai dengan fungsinya ;
a.
fungsi biologis
b.
fungsi pemeliharaan
c.
fungsi ekonomi
d.
fungsi keagamaan
e.
fungsi sosial
E.
Individu, Keluarga dan Masyarat
Hubungan
individu, keluarga, dan masyarakat sangatlah erat karena melalui individu
masyarakat dibentuk. Dan keluarga pun terbentuk melalui individu-individu lain.
F.
Migrasi
Migrasi
adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke
tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik
atau Negara (migrasi internasional).
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar