Minggu, 21 Oktober 2018

Individu, Keluarga, dan Masyarakat


INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT









Oleh:
Amelinda Kusumaningtyas (10117620)
1KA01
Ilmu Sosial Dasar
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi





UNIVERSITAS GUNADARMA
2017




1.      Pertumbuhan Individu

A.    Pengertian Individu

“individu” berasal dari bahasa latin, “individuum” yang berarti “yang tak terbagi”. Itu merupakan suatu sebutan yang dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, perseorangan.  Maka dari itu, ada orang-orang sekitar yang kita jadikan acuan dalam berkehidupan. Karena kita sejenis tapi tak sama da ada banyak bangsa juga dengan segala macam sifat dan tabiat yang beraneka macam.
Sebesar apapun pengaruh lingkungan sosial indicidu tersebut pun, manusia tetap mempunyai watak dan sifat tertentu yang aktif ditengah-tengah sesame manusia lainnya.

Maka kesimpulannya, individu adalah seseorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik diri mereka. Dalam bertingkah laku pun ada 3 kemungkinan menurut pola pribadinya : menyimpang dari norma dan mempengaruhi masyarakat seperti adanya tokoh pahlawan atau pengacau. “baik” atau “buruk” pengaruh individu terhadap masyarakat adalah relatif.

B.     Pengertian Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah suatu perubahan menuju ke arah yang lebih baik lagi atau lebih maju. Atau biasa disebut dengan proses.

Ada beberapa pendapat mengenai pertumbuhan yaitu asosiasi, psikologi Gestalt, dan sosiologi.

Menurut para ahli yang menganut pendapat asosiasi mereka berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi dan proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian yang telah ada lebih dahulu dan terikat satu sama lain sehingga menjadi keseluruhan oleh asosiasi.
Maka dari itu, diketahui bahwa proses asosiasi adalah terjadinya perubahan pada seseorang secara bertahap Karena pengarah baik dari pengalaman atau empiris luar melalui panca indera yang menimbulkan sensasi maupun pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan refleksi.

Berbeda dengan penganut psikologi Gestalt tentang pertumbuhan. Menurut mereka, itu adalah proses diferensiasi yang berarti keseluruhan dulu yang ada baru bagian-bagian yang lain. Dan dapat disimpulkan,bahwa pertumbuhan adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu secara keseluruhan lalu bagian-bagian dari lingkungan yang ada.

Lalu yang terakhir ada persepsi sosiologi, dimana para ahli yang menganut pendapat ini mengatakan bahwa, pertumbuhan adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang asocial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.


C.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

a.       Pendirian Nativistik

Menurut para ahli, bahwa pertumbuhan individu ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir karena adanya kemiripan dengan orang tuanya. Tapi hal ini masih diragukan karena apakah iya jika ayahnya memiliki keahlian dibidang sains maka anaknya juga akan ahli dalam bidang tersebut. Oleh karena itu, kesamaan anatar orang tua dan anaknya menimbulkan keraguan, karena hal tersebut bisa saja karena dukungan atau adanya fasilitas-fasilitas yang mendukung. Menuju kearah tersebut.

b.      Pendirian Empiristik dan Environmentalistik

Untuk pertumbuhan yang satu ini, para ahli  nativistik berkata bahwa itu semata-mata tergantung pada lingkungan dan dasar tidak berpengaruh sama sekali.
 Sedangkan pendapat lain lebih menekankan kepada lingkungan dan konsekuensinya atau biasa disebut environmentalistik.

Tetapi pada kenyataannya kedua hal tersebut tak dapat dipisahkan begitu saja, sebab tidak sesuai dengan realita.

Oleh karena itu, menurut paham ini, kedua hal tersebut, lingkungan maupun dasar, memegang kendali yang amat penting.
Bakat atau dasar pasti dimiliki oleh setiap individu tetapi hal tersebut perlu diselaraskan dengan lingkungan agar dapat tumbuh dengan baik.

c.       Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme

Banyak para ahli yang mengikuti prinsip ini dengan modifikasi seperlunya. Konsep interaksionisme berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu sedangkan konsep konvergensi, berpendapat lain tentang sudut pandag mengenai dasar dan lingkungan.

d.      Tahap Pertumbuhan Individu berdasar Psikologi

a. Masa vital yaitu dari 0 sampai kira-kira 2 tahun.
b. Masa estetik dari umur kira-kira 2 tahun sampai kira-kira 7 tahun.
c. Masa intelektual dari kira-kira umur 7 tahun sampai kira-kira umur 13 atau 14 tahun.
d. Masa sosial, kira-kira umur 13 tahun atau 14 tahun sampai kira-kira umur 20 tahun atau 21 tahun.

a. Masa vital
Pada masa vital ini, individu menggunakan fungsi-fungsi biologi untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Menurut Frued, tahun pertama dalam kehidupan individu itu sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan ketidaknikmata.

Pendapat semacam ini mungkin beralasan kepada kenyataan, bahwa pada masa ini mulut memainkan peranan terpenting dalam kehidupan individu. Bahwa anak memasukkan apa saja yang dijumpai ke dalam mulutnya itu tidak karena mulut merupakan sumber kenikmatan utama, melainkan karena pada waktu itu mulut merupakan alat utama untuk melakukan eksplorasi dan belajar. Pada tahun kedua, anak belajar berjalan dan dengan berjalan itu anak mulai pula belajar menguasai ruang. Disamping itu terjadi pembiasaan tahu akan kebersihan. Melalu tahu akan kebersihan itu anak belajar mengontrol impuls-impuls yang datang dari dalam dirinya.

b. Masa estetik
Masa ini dianggap sebagai masa pertumbuhan rasa keindahan. Sebenernya estetik diartikan bahwa pada masa ini pertumbuhan anak yang terutama adalah fungsi panca indera. Dalam masa ini pula, tampak pula munculnya gejala kenakalan yang umunya terjadi antara umur 3 tahun sampai umur 5 tahun. Anak sering menentang kehendak orang atau kadang-kadang menggunaka kata- kata kasar, dengan sengaja melanggar apa yang dilarang dan tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan.

Adapun alasan anak berbuat kenakalan dalam usia-usia tersebut adalah sebagai berikut :

Berkat pertumbuhan bahsanya yang merupakan modal utama bagi anak dalam menghadapi dunianya maka sampailah anak pada penyadaran “aku”nya atau tahap menemukan “aku”nya yaitu suatu tahap ketika anak menemukan dirinya sebagai subyek.

Kalau pada masa-masa sebelumnya, anak masih merasa satu dengan dunianya belum mampu mengadakan pemisahan secara sadar antara dirinya sendiri sebagai subyek dan yang lain sebagai obyek maka kemampuan itu kini dimiliknya. Berarti dia menyadari bahwa dirinya juga subyek seperti yang lain. Sebagai subyek dia mempunyai kebebasan untuk menghendaki sesuatu, mempunyai pula kebebasan untuk menolak sesuatu. Karena jarang menemukan kenyataan tersebut maka anak seakan-akan ingin mendapatkan pengalaman sebagai subyek yang bebas menentukan keinginannya itu.

Pada masa ini terjadi apa yang kita sebut dengan menghendaki dan kehendak yang dimiliki tidak dapat ditahan-tahan. Akan tetapi, kalau dia telah memperolehnya maka dia tidak lagi memperdulikan dan menghendaki benda yang lain dan seterusnya. Dalam hal ini, kadang-kadang dia melanggar apa yang dilarang dan tidak mengerjakan hal yang harus dilakukan. Hal yang demikian itu dilakukannya bukan karena dia keras kepala, melainkan hanya karena ingin menyaksikan akibatnya.

c. Masa intelektual

ada beberapa sifat khas pada anak-anak pada masa ini, antara lain :

1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi di sekolah.
2. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
3. Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar

Lalu masa ini akan berakhir dengan suatu masa pueral, dimana akan muncul sifat-sifat :

1. Timbul rasa ingin berkuasa untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
2. Tingkah laku ekstrovert yaitu perbuatab yang berorientasi ke luar dirinya.

d. Masa remaja

ada 3 fase yaitu masa pra remaja, remaja dan mahasiswa.

1. Masa pra remaja

Satu masa yang mengikuti masa pueral hanya saja dalam waktu yang singkat. Masa ini ditandai oleh sifat-sifat negatif sehingga disebut juga masa negatif. Beberapa gejalanya seperti, kurang suka bergerak atau bekerja. Atau dapat dikatakan, sifat-sifat negatif yang meliputi sifat negatif dalam prestasi, baik jasmani maupun mental.

Terjadinya gejala-gejala negatif itu pada umumnya karena biologis, yaitu mulai bekerjanya kelenjar-kelenjar kelamin, yang dapat membawa perubahan-perubahan cepat dalam diri si remaja yang sangat cepat hingga terkadang si remaja tersebut masih belum bisa memahami dan menimbulkan rasa ragu-ragu, kurang pasti, dan bersifat malu.

2. Masa Remaja

Gejala pada masa ini disebut merindu puja. Dalam fase ini, remaja akan sadar untuk pertama kalinya mereka merasa kesepian yang tidak pernah dialaminya pada masa-masa sebelumnya. Reaksi pertama terhadap gangguan ketenangan dan keamanan batinnya ialah proses terhadao sekitarnya yang dirasakan tiba-tiba bersikap menelantarkan dan memusuhinya. Oleh karena itu, ia butuh teman yang dapat memahami dan menolongnya serta yang dapat merasakan suka dan dukanya.

Disinilah mulai timbul dalam diri remaja untuk mencari pedoman hidup yang dapat ia junjung. Jadi proses penemuan nilai-nilai hidup tersebut melewati 3 langkah yaitu ;
1. Karena tidak adanya pedoman, mereka merindukan sesuatu yang mereka anggap bernilai.
2. Obyek yang menjadi pedoman biasanya sesuatu yang umumnya, mereka pandang sebagai sesuatu yang mendukung nilai-nilai tertentu.
3. Disinilah para remaja mulai dapat menentukan pilihan mereka masing-masing.

Pendirian yang mereka ambil pasti akan mengalami beberapa kali modifikasi dimana terkadang pilihan-pilihan mereka terkadang tidak semua pilihan mereka tahan uji dan juga agar dapat mengikuti perubahan serta perkembangan lingkungannya.

3. Masa mahasiswa
Mereka yang berada pada masa ini, digolongkan pada masa remaja akhir atau dewasa awal. Mereka mulai mengalami perubahan untuk mencapai kehidupan yang realistik. Johnson berkata “person are what they are always in social context. …… the solitary person is unreal, abstract artificial, abnormal ….” Disini individu akan berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilaku yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang ada. Namun ia bisa juga mengalami maladjustment, yaitu gagal menyesuaikan diri. Mengapa? Kita bisa meneliti kembali pembentukan pribadi tersebut.

D. Fungsi-Fungsi Keluarga

Keluarga adalah unit atau satuan kelompok masyarakat yang terkecil. Dalam hubungannya dengan perkembangan individu, sering disebut primary group. Kare kelompok inilah yang melahirkan individu dengan berbagai macam kepribadian. Banyak hal-hal mengenai kepribadian yang dapat dirunut dari keluarga yang seringkali dilupakan orang. Perkembangan intelektual akan kesadaran lingkungan seseorang sering dilepaskan dan bahkan dipisahkan dengan masalah keluarga. Hal-hal seperti inilah, yang sering menimbulkan masalah-masalah sosial karena hilangnya pijakan. Keluarga sudah seringkali kehilangan peranannya. Oleh karena itu, akan lebih baik jika peranan keluarga kembali dengan skala prioritas dan proporsi yang tepat.

Keluarga juga ada macamnya sesuai dengan fungsinya ;
a. fungsi biologis
b. fungsi pemeliharaan
c. fungsi ekonomi
d. fungsi keagamaan
e. fungsi sosial

E. Individu, Keluarga dan Masyarat

Hubungan individu, keluarga, dan masyarakat sangatlah erat karena melalui individu masyarakat dibentuk. Dan keluarga pun terbentuk melalui individu-individu lain.

F. Migrasi

Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik atau Negara (migrasi internasional).






Daftar Pustaka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dampak COVID-19 terhadap Sektor TIK di Indonesia

Setelah fokus pada dampak bisnis secara umum, kali ini akan fokus pada dampak COVID-19 terhadap bisnis IT. Selain sektor perminyakan, ...