Sabtu, 21 Desember 2019

SQL Tuning atau Optimasi Query

Pada pembahasan kali ini, kita akan membahas tentang  SQL Tuning atau Optimasi Query.

SQL Tuning atau Optimasi Query adalah kegiatan untuk mengoptimalkan penggunaan query dalam database sehingga terhindar dari kemungkinan deadlock  atau  hang. SQL Tuning atau Optimasi Query merupakan proses pengulangan query SQL agar tercapai tampilan yang diinginkan secara cepat dengan query  yang lebih spesifik. Penggunaan query yang lebih spesifik membuat sistem basis data dapat mencari hasil yang kita inginkan secara efektif dan efisien. Cara untuk melakukan optimasi query ialah meminimalkan jalur pencarian data dengan mengoptimalkan query.

Salah satu contoh optimasi query :

  • penggunaan yang salah

    SELECT id, first_name, age
    FROM student_details
    WHERE SUBSTR(first_name,1,4) = 'Shim';


  • penggunaan yang benar

    SELECT id, first_name, age
    FROM student_details
    WHERE first_name LIKE 'Shim%';


Dari contoh berikut, dapat dilihat bahwa kita tidak perlu menggunakan SUBSTR untuk mendapatkan data yang memiliki nama pertama "Shim", tetapi cukup sebutkan nama pertama dan gunakan % yang menandakan bahwa setelah kata "Shim" terdapat lanjutan karakter yang jumlahnya dibebaskan sesuai sebagaiman kita atur saat pembuatan tabel.

Dari pembahasan ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan optimasi query atau SQL Tuning sangat diperlukan untuk menunjang kinerja sebuah basis data menjadi lebih baik dari sebelumnya.


DAFTAR PUSTAKA

https://docs.oracle.com/database/121/TGSQL/tgsql_intro.htm#TGSQL117 diakses pada 21 Desember 2019
http://henrywijayas.blogspot.com/2014/09/optimasi-query_28.html diakses pada 21 Desember 2019

Selasa, 01 Oktober 2019

Pemanfaatan Grafik Komputer dan Pengolahan Citra pada Sistem Deteksi Cuaca


Hello everyone!
Pada pembahasan kali ini, aku akan membahas suatu topic yang sangat menarik yaitu Penerapan Grafik Komputer dan Pengolahan Citra pada Sistem Deteksi Cuaca.

Aku yakin banyak dari kalian yang suka melihat kondisi cuaca pada hari kalian ingin sekolah atau jalan ke suatu tempat agar dapat meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Mari kita ambil contoh ketika kalian sedang pergi menuju sekolah, namun ditengah-tengah perjalanan hujan turun dengan derasnya. Andai saja kalian melihat prediksi cuaca hari itu mungkin kalian bisa menyediakan paying agar seragam kalian tidak basah. Akan tetapi, pernahkah kalian penasaran dengan bagaimana aplikasi prediksi cuaca dapat memprediksi cuaca selama beberapa jam kedepan? Mungkin kalian akan menyangkal dengan berkata, “Ah, tapi terkadang prediksian tersebut tidaklah tepat.”. Ya, hal tersebut merupakan prediksian semata dimana kita sebagai manusia tidak dapat memprediksikan sesuatu dengan tepat, tetapi apakah kalian tidak penasaran bagaimana kita dapat melakukan prediksian tersebut? Nah, hal berikut adalah apa yang akan kita bahas pada pembahasan kali ini.

Pertama, kita akan bahas dulu apa itu grafik dan citra. Jika kalian mencarinya di search engine maka kalian akan merasa bingung tentunya karena secara harfiah 2 kata tersebut nyaris memiliki makna yang sama. Ya, “Gambar” adalah kata yang tepat untuk mewakili kedua kata tersebut. Akan tetapi, tedapat perbedaan mengenai makna gambar yang dimaksud oleh kedua kata tersebut.
Dalam grafik, gambar yang dimaksud berbentuk seperti pie,ikon, dan lain-lain. Sedangkan dalam citra, gambar yang dimaksud seperti pas foto. Untuk lebih jelasnya, perbedaan antara mereka adalah grafik dibuat melalui data-data yang diperoleh sedangkan, citra dibuat dari capture atau potret dari suatu alat.

Agar kalian lebih memahami maksudnya, aku akan memberikan kalian contoh untuk memperdalam pengertian grafik dan citra dengan 1 hal yang sama yaitu sistem deteksi cuaca.
Dalam sistem deteksi cuaca, penerapan grafik komputer memanfaatkan Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Geografis (SIG). Bagaimana penerapannya? SIG akan melakukan pendataan melalui satelit kemudian memasukkan data-data tersebut ke database lalu dilakukan analisa berdasarkan data-data tersebut dan diolah sehingga menghasilkan informasi yang ,tentunya, bermanfaat untuk kita semua. Data yang diperlukan berupa kecepatan angin, kondisi awan, dan lain-lainnya yang mempengaruhi suatu lingkungan terhadap kemungkinan-kemungkinan terjadinya perubahan cuaca. Misalkan, kecepatan angin akan berpengaruh karena ia akan membawa awan menuju tempat ia menghembuskannya. Andai kata, awan tersebut membawa air yang cukup banyak sehingga memungkinkan untuk terjadinya curah hujan yang lebat maka, kecepatan angin tersebut akan menentukan dimana dan kapan awan itu akan berhenti dan hujan terjadi. Bagian manakah peran grafik dalam sistem ini? Data-data yang sudah didapatkan tentunya akan dibuat grafik secara otomatis bagaimana suhu suatu kota, apakah meningkat atau menurun? Tentunya, masih banyak hal lain yang didapatkan berdasarkan grafik tersebut berdasarkan apa kebutuhan atau apa yang kita ingi cari tahu.

Lalu bagaimana dengan pengolahan citra? Saat SIG melakukan pendataan melalui satelit tentunya satelit akan mengirimkan gambar atau cuplikan seperti bagaimana awan tersebut terlihat lalu bagaimana suasana atau keadaan tempat awan tersebut kemungkinan menurunkan hujan kemudian apakah tempat awan tersebut akan menurunkan hujan terdapat kemungkinan terjadinya banjir atau tidak, dan masih banyak hal lain yang dapat diketahui.  Hal tersebut dikemas dengan menarik dalam aplikasi pendeteksi cuaca agar lebih dapat memberi penggambaran yang jelas kepada pengguna.

Berikut adalah contoh aplikasi deteksi cuaca yang memanfaatkan grafik komputer dan pengolahan citra dan juga bagaimana SIG bekerja :



Kalian bisa lihat sendiri bagaimana satelit memberitahukan letak tempat kita,suhu di kota kita, perkiraan-perkiraan lainnya dalam rentang waktu yang ditetapkan, serta bagaimana keadaan geografis tempat-tempat saat terjadi pergantian cuaca.

Sekian pembahasan dari aku. Semoga bermanfaat!


DAFTAR PUSTAKA
https://kominfo.go.id/content/detail/14272/awal-musim-hujan-akan-datang-bmkg-imbau-masyarakat-waspada-cuaca-ekstrem/0/berita
https://geo-media.blogspot.com/2016/08/tahapan-kerja-sig.html

Kamis, 04 Juli 2019

Perbandingan ITIL dan COBIT


A. ITIL
Framework atau Kerangka Kerja adalah suatu struktur konseptual dasar yang digunakan untuk memecahkan atau menangani suatu masalah yg kompleks. Dalam bidang Teknologi Informasi, framework merupakan suatu penggambaran dari suatu konsep untuk membantu para praktisi bisnis (Staff IT).
ITIL (Information Technology Infrastructure Library) adalah suatu kerangka kerja dengan konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi Teknologi Informasi (TI).
Nama ITIL merupakan merek dagang Office of Government Commerce (OGC) Britania Raya. ITIL memberikan deskripsi rinci mengenai beberapa praktik (best practice) penting dengan daftar cek, tugas, serta prosedur yang menyeluruh yang dapat disesuaikan dengan segala jenis organisasi dalam hal TI.
5 domain proses utama ITIL,  yaitu :

1. Service Strategy
Service Strategy memberikan panduan kepada pengimplementasi ITSM bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai sebuah kemampuan organisasi (dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan TI), tapi juga sebagai sebuah aset strategis perusahaan. Panduan ini disajikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses inti yang beroperasi di keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle.

2. Service Design
Service Design memberikan panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis dan best practice dalam mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri. Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi layanan TI.

3. Service Transition
Service Transition menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan serta mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang diubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Tahapan  lifecycle ini memberikan gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang didefinisikan dalam Service Strategy kemudian dibentuk dalam  Service Design untuk selanjutnya secara efektif direalisasikan dalam Service Operation.

4. Service Operation
Service Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan pada bagaimana mengelola layanan TI secara efektif dan efisien serta menjamin tingkat kinerja yang telah disepakati dengan pelanggan sebelumnya. Panduan-panduan ini mencakup bagaimana menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan TI.

5. Continual Service Improvement
Continual Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi, dan pengoperasiannya. CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal sebagai Deming yaitu siklus peningkatan proses (Process Improvement) yang berkesinambungan atau secara terus menerus seperti lingkaran yang tidak ada akhirnya.

B. COBIT
COBIT (Control Objective for Information and Related Technology) adalah sekumpulan dokumentasi best practice untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen untuk menjembatani antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol, dan masalah-masalah teknis TI (Sasongko, 2009).
COBIT mendukung tata kelola TI dengan menyediakan kerangka kerja untuk mengatur keselarasan TI dengan bisnis. Selain itu, kerangka kerja juga memastikan bahwa TI memungkinkan bisnis, memaksimalkan keuntungan dengan memanfaatkan TI dikelola secara tepat, dan sumber daya TI digunakan secara bertanggung jawab (Tanuwijaya dan Sarno, 2010).
Komponen COBIT :

1. Framework
Mengatur tata kelola TI, tujuan, dan praktik oleh TI domain dan proses, serta menghubungkan mereka dengan kebutuhan bisnis.

2. Process descriptions
Sebuah proses referensi model dan bahasa yang umum bagi semua orang dalam sebuah organisasi. Peta proses untuk wilayah tanggung jawab merencanakan, membangun, menjalankan, dan memantau.

3. Control objectives
Menyediakan satu set lengkap persyaratan tingkat tinggi untuk dipertimbangkan oleh manajemen untuk kontrol yang efektif dari setiap proses TI.

4. Pedoman manajemen
Bantuan tanggung jawab menetapkan, menyepakati tujuan, mengukur kinerja, dan menggambarkan hubungan timbal balik dengan proses lainnya.

5. Maturity models
Menilai kematangan dan kemampuan per proses dan membantu untuk mengatasi kesenjangan.

Kerangka Kerja COBIT :

1. Control Objectives
Terdiri atas empat tujuan pengendalian tingkat tinggi (high-level control objectives) yang terbagi dalam empat domain, yaitu: Planning & Organization, Acquisition & Implementation, Delivery & Support, dan Monitor and Evaluate. 

a. Perencanaan dan Organisasi (Planning and Organization)
Domain ini mencakup strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.

b. Pengadaan dan Implementasi (Acquire and Implement)
Untuk mewujudkan strategi TI, solusi TI perlu diidentifikasi, dibangun atau diperoleh dan kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis.

c. Pengantaran dan Dukungan (Deliver and Support)
Domain ini berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, yang terdiri dari operasi pada security dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan pengadaan training.

d. Pengawasan dan Evaluasi (Monitor and Evaluate)
Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan kesesuaiannya dengan kebutuhan kontrol.

2. Audit Guidelines
Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci (detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikan management assurance atau saran perbaikan.

3. Management Guidelines
Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa saja yang harus dilakukan.


C. Keuntungan dan Kerugian ITIL dan COBIT
Keuntungan ITIL, menurut Cartlidge (2007, p8), antara lain :
- Meningkatkan kepuasan pengguna dan pelanggan terhadap layanan IT.
- Memperbaiki manajemen sumber daya dan keuangan.
- Memperbaiki pembuatan keputusan dan mengoptimalkan resiko.
- Memperbaiki waktu terhadap pasar untuk produk baru dan layanan.

Kerugian ITIL antara lain :
Buku-buku ITIL sulit terjangkau bagi pengguna non komersial.
- ITIL bersifat holistic yang mencakup semua kerangka kerja untuk tata kelola TI.
- Pelaksanaan pedoman dalam buku ITIL memerlukan pelatihan khusus.
- Biaya pelatihan atau sertifikasi ITIL terlalu tinggi.

Kelebihan COBIT antara lain :
- Rahasia.
Proteksi terhadap informasi yang sensitif dari akses yang tidak bertanggung jawab.
Integritas.
Berhubungan dengan ketepatan dan kelengkapan dari sebuah informasi.
Ketersediaan.
-          Berhubungan dengan tersedianya informasi ketika dibutuhkan oleh proses bisnis sekarang dan masa depan.
      - Kepatuhan Nyata.
Berhubungan dengan penyediaan informasi yang sesuai untuk manajemen.

Kerugian COBIT antara lain :
COBIT hanya memberikan panduan kendali dan tidak memberikan panduan implementasi operasional. Oleh karena itu, perlu diadopsi berbagai framework tata kelola operasional seperti ITIL.
- COBIT hanya berfokus pada kendali dan pengukuran.
- COBIT kurang dalam memberikan panduan keamanan, namun memberikan wawasan umum atas proses TI pada organisasi.

D. Persamaan ITIL dan COBIT

Dijadikan sebagai IT governance framework.
- Memberikan pedoman pada perusahaan bahwa keputusan-keputusan strategis IT tidak hanya berada pada CIO (Chief of Information Officer) tetapi, pada direksi, komisaris, dan pemegang saham.
- COBIT dan ITIL biasa digunakan bersamaan untuk membantu pemeliharaan dan manajemen perusahaan jasa TI.
- COBIT dan ITIL adalah standar yang cakupan areanya adalah menengah ke bawah.
- COBIT dan ITIL cocok jika dijadikan sebagai IT management framework.

E. Perbedaan ITIL dan COBIT

·         Kerangka kerja COBIT memasukkan hal-hal berikut ini : Control Objectives, Audit Guidelines, dan Management Guidelines.

Kerangka kerja ITIL digunakan untuk mengelola infrastruktur teknologi dan informasi dalam suatu organisasi dan bagaimana memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pengguna teknologi informasi.

Simpulan

ITIL dapat digunakan untuk memperbaiki proses TI untuk memenuhi tujuan perusahaan (termasuk keamanan). Sedangkan, COBIT dapat digunakan untuk menentukan apakah kebutuhan perusahaan didukung oleh IT. 
ITIL merupakan best practice cara-cara pengelolaan TI untuk mencapai tujuan organisasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa ITIL dan COBIT merupakan dua pendekatan dalam tata kelola TI dan tata kelola layanan teknologi informasi yang saling melengkapi, sedangkan COBIT mengatur masalah tujuan yang harus dicapai oleh sebuah organisasi dalam memberikan layanan TI.
Secara umum dapat dikatakan bahwa COBIT merupakan sebuah model tata kelola TI yang memberikan sebuah arahan yang lengkap mulai dari sistem mutu, perencanaan, manajemen proyek, keamanan, pengembangan dan pengelolaan layanan. Arahan dari COBIT kemudian didetailkan kembali oleh beberapa model framework sesuai dengan perkembangan keilmuan. Sehingga kebanyakan perusahaan-perusahaan lebih menyukai menggunakan COBIT dan mengombinasikannya dengan framework lain yang dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

Jumat, 19 April 2019

COBIT

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) merupakan sekumpulan dokumentasi dan panduan yang mengarahkan pada IT governance yang dapat membantu auditor, manajemen, dan pengguna (user) untuk menjembatani pemisah antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol, dan permasalahan-permasalahan teknis. COBIT dikembangkan oleh IT governance Institute (ITGI) yang merupakan bagian dari Information Systems Audit and Control Association (ISACA).

Menurut Campbell, COBIT merupakan suatu cara untuk menerapkan IT governance.
COBIT merupakan kombinasi dari prinsip-prinsip yang telah ditanamkan yang dilengkapi dengan balance scorecard dan dapat digunakan sebagai acuan model (seperti COSO) dan disejajarkan dengan standar industri, seperti ITIL, CMM, BS779, ISO 9000.

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain :

1. Perencanaan dan Organisasi (Planning and Organization)
Domain ini mencakup strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.
2. Pengadaan dan Implementasi (Acquire and Implement)
Untuk mewujudkan strategi TI, solusi TI perlu diidentifikasi, dibangun atau diperoleh dan kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis.
3. Pengantaran dan Dukungan (Deliver and Support)
Domain ini berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, yang terdiri dari operasi pada security dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan pengadaan training.
4. Pengawasan dan Evaluasi (Monitor and Evaluate)

Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan kesesuaiannya dengan kebutuhan kontrol.

Untuk memenuhi tujuan bisnis, informasi perlu memenuhi kriteria tertentu, adapun 7 kriteria informasi yang menjadi perhatian COBIT, yaitu sebagai berikut:


1. Effectiveness (Efektivitas) : Informasi yang diperoleh harus relevan dan berkaitan dengan proses bisnis, konsisten dapat dipercaya, dan tepat waktu.
2. Effeciency (Efisiensi) : Penyediaan informasi melalui penggunaan sumber daya (yang paling produktif dan ekonomis) yang optimal.
3. Confidentially (Kerahasiaan) : Berkaitan dengan proteksi pada informasi penting dari pihak-pihak yang tidak memiliki hak otorisasi/tidak berwenang.
4. Intergrity (Integritas) : Berkaitan dengan keakuratan dan kelengkapan data/informasi dan tingkat validitas yang sesuai dengan ekspetasi dan nilai bisnis.
5. Availability (Ketersediaan) : Fokus terhadap ketersediaan data/informasi ketika diperlukan dalam proses bisnis, baik sekarang maupun dimasa yang akan datang. Ini juga terkait dengan pengamanan atas sumber daya yang diperlukan dan terkait.
6. Compliance (Kepatuhan) : Pemenuhan data/informasi yang sesuai dengan ketentuan hukum, peraturan, dan rencana perjanjian/kontrak untuk proses bisnis.

7. Reliability (Handal) : Fokus pada pemberian informasi yang tepat bagi manajemen untuk mengoperasikan perusahaan dan pemenuhan kewajiban mereka untuk membuat laporan keuangan.
Itu adalah gambaran singkat mengenai COBIT.


Salah satu perusahaan yang menggunakan COBIT adalah PT. SOLMIT BANGUN INDONESIA. Berikut adalah kerangka kerjanya :


Menurut saya, penerapan COBIT sudah sangatlah bagus pada perusahaan ini. Mungkin ada sebagian kalian yang bertanya apa bedanya dengan ITIL yang saya bahas sebelumnya, sebenarnya tidak begitu berbeda hanya beda nama saja dimana seperti yang saya jelaskan diatas COBIT merupakan kombinasi dari standar-standar proses perusahaan yang diwajibkan. Kini COBIT sudah mencapai 5.0, dimana sudah banyak penyempurnaan lainnya yang membuat banyak perusahaan akan semakin baik tentunya mulai dari awal beroperasi hingga pengauditan yang akan dilakukan setiap tanggal yang telah ditetapkan perusahaan tersebut untuk mengetahui seberapa besar usaha mereka dalam mencapai tujuan mereka dan tentunya untuk mengevaluasi apa yang telah dilakukan atau apa saja yang telah terjadi di perusahaan tersebut.

Sekian dari saya, semoga bermanfaat!
Daftar Pustaka

Perbedaan BRM dan SLM


Kali ini, saya akan membahas perbedaan BRM dan SLM. Apa itu BRM dan SLM? 

BRM adalah singkatan dari Business Relationship Management atau Manajemen Hubungan Bisnis sedangkan, SLM adalah singkatan dari Service Level Management atau Layanan Manajemen Tingkat.

Mereka berdua adalah prinsip umum dari Hubungan Bisnis Manajemen. Sebelum saya menjelaskan mengenai perbedaan  BRM dan SLM, saya akan jelaskan sedikit mengenai kedua hal tersebut.

BRM adalah prinsip yang berfokus kepada kepuasan pelanggan dimana menurut saya, prinsip ini sedikit kurang menguntungkan bagi pelanggan. Mengapa? Karena mereka hanya berpacu pada kepuasan pelanggan dimana tidak semua pelanggan dapat diperlakukan sama.

Sedangkan, SLM juga memiliki prinsip yang berpacu kepada kepuasan pelanggan hanya saja terdapat tingkatan atau level dalam melayani pelanggan. Dimana semua pelanggan tidak sama levelnya pada prinsip ini.

Mari kita ambil contoh kasus.

Anggap saja Bank “A” memiliki 2 kategori nasabah yaitu biasa dan prioritas. Bank tidak mungkin menerapkan BRM pada hal ini, kenapa? Karena salah satu pihak nasabah mungkin akan merasa dirugikan. Bayangkan jika nasabah prioritas yang menabung lebih banyak  dari nasabah biasa tentunya akan memberikan keuntungan lebih kepada bank namun, diperlakukan sama dengan nasabah biasa tanpa keistimewaan yang lebih akan membuat para nasabah prioritas merasa dirugikan atau tidak adil. Sehingga penerapan SLM dalam kasus ini sangatlah efektif.

Maka menurut saya, SLM lebih efektif dibandingkan dengan BRM. Karena semakin tinggi pelanggan memberi kepada kita maka, kita akan semakin diuntungkan. Oleh karena itu, anggap saja kita seperti memberi reward kepada pelanggan tersebut.

Sekian, semoga bermanfaat!

DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://lily.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/48491/Pert2.pptx&ved=2ahUKEwiauu_29_PhAhX-63MBHXZkBvcQFjACegQIARAB&usg=AOvVaw1WLrbEIiRzDTmuNN96Ksxa

Jumat, 29 Maret 2019

Peran ASYST dalam Manajemen Layanan TI maskapai di bandara


Jadi, sekarang kita akan membahas topic yang berbau IT tentu saja dengan tema “Peran ASYST dalam Manajemen Layanan TI maskapai di bandara”.
Sebelum masuk kedalam pembahasan kali ini, aku akan menjelaskan sedikit mengenai Manajemen Layanan TI.
Manajemen Layanan TI atau MLTI dilakukan oleh penyedia layanan TI melalui kombinasi yang tepat dari teknologi, SDM yang ada di perusahaan atau manusia,proses, informasi, dan mempertimbangkan kualitas layanan yang mereka berikan dan fokus pada hubungan dengan pelanggan.
Akhir-akhir ini, TI dan komunikasi dianggap sebagai sebuah infrastuktur bisnis. Ada 3 hal yang akan muncul ketika kita membahas tentang MLTI yaitu ITIL dan ITSM.
ITIL merupakan kepanjangan dari Information Technology Infrastructure Library. ITIL adalah standar inti atau manajemen pelayanan TI. Maka, ketika kalian ingin mengetahui apakah suatu perusahaan sudah sesuai standar ITIL yang tentunya diakui secara internasional.
Ada apa aja dalam ITIL?
1. Service Strategy      : analisa kebutuhan sistem untuk melayani pelanggan seperti SOP,apakah SDM nya mencukupi.
2. Service Design        : setelah dianalisa, kita mulai design secara keseluruhan organisasi misalnya, server atau vendor apa yang ingin digunakan.
3. Service Transition   : bagaimana caranya organisasi bertransformasi dalam menjalankan perubahan dari yang sebelumnya.
4. Service Operation   : mendeskripsikan secara detail tentang inti dari rangkaian proses manajemen.
5. Continual Service Improvement : perbaikan terus menerus dari masa ke masa.
ITSM adalah metode pengelolaan sistem teknologi informasi yang terpusat pada sudut pandang konsumen layanan TI terhadap bisnis perusahaan.
Ada 3 fungsi ITSM yaitu :
            1. Seluruh titik, entitas harus bersangkutan memperoleh data informasi sebagaimana                          diperlukan.
            2. Informasi sebagai bagian tak terpisahkan dari rangkaian proses produksi atau                                  pelayanan.
            3. Tersalurkannya informasi sebagai bagian konten dalam berkomunikasi,berkolaborasi,                     dan kooperasi.
Oke sekarang perusahaan yang akan kita bahas adalah PT. ASYST (Aero Systems Indonesia) yang merupakan anak perusahaan dari PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Seperti yang kalian tahu, bahwa pesawat memainkan peran penting ketika kita ingin melakukan perjalanan jauh baik dalam negeri maupun luar negeri. Oleh karena itu, sistem teknologi informasi merupakan pendukung yang tidak kalah penting di bandara yang membantu menghubungkan setiap bandara yang ada di Indonesia. Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) telah merevolusi bisnis di industri penerbangan, di mana teknologi saat ini berperan penting untuk operasional dan strategi manajemen dari maskapai termasuk di bandara.
Diperlukannya kecepatan dan efisiensi waktu bagi operasional maskapai penerbangan di bandara dalam melayani penumpang mempengaruhi daya saing dari suatu maskapai. Keunggulan kompetitif dibidang ICT akan membantu suatu maskapai dalam memastikan operasi di bandara berjalan dengan akurat, cepat, dan mencapai On Time Performance yang diharapkan.
Menggunakan teknologi Informasi dan Komunikasi terdepan beserta dedikasi human service yang tinggi, ASYST turut membantu operasional maskapai di bandara pada 3 bagian utama:
1.    Reservasi
ASYST menyadari pentingnya sistem ICT terdepan untuk reservasi penumpang dalam rangka meningkatkan pelayanan suatu maskapai di dalam bandara. ASYST di tahun 2012 ini telah melakukan perubahan besar terhadap sistem reservasi airline-nya dengan meng-upgrade keseluruhan sistem pelayanan penumpangnya (PSS) ke release yang terbaru yang dikenal dengan EDS Rel.15. Sistem terbaru ini dapat lebih mengintegrasikan dan memperlancar jalannnya sistem berbagai channel reservasi milik Airline (Sales Office, Travel Agent) maupun pada media reservasi online (Online Web Booking, Mobile Booking) dengan berbagai channel check-in maskapai yang tersedia di bandara (counter check-in yang dilayani petugas check-in, Kiosk Check-in). Salah satu keunggulan lain dari release terbaru ini adalah telah kompatibel-nya sistem yang baru ini dengan IP connection sehingga koneksi yang dilakukan dari display terminal (PC di User) ke Mainframe dapat menggunakan IP dan berbasis GUI.
  1. Network
Untuk memastikan lancarnya traffic jaringan (network) di bandara, ASYST mendukung penyediaan dan maintenance infrastruktur jaringan seperti router, switch, modem, fiber optic network, vdsl,  yang mencakup infrastruktur network untuk ticket sales area, check in area dan juga pelayanan network dari sisi IP management. ASYST menyadari pentingnya infrastruktur network yang tepat, handal, cepat dan time critical, akan sangat penting, karena itu ASYST memberikan pelayanan end to end di sisi infrastruktur network, tidak hanya untuk kebutuhan operasional penerbangan saja tapi juga untuk semua sisi, termasuk aplikasi-aplikasi berbasis network dari maskapai di bandara seperti back office sampai bagian keuangan dan sumber daya manusia. ASYST juga menyediakan manpower untuk  memantau secara rutin setiap network yang tersedia di bandara dan menyediakan tambahan backup connection apabila dibutuhkan.
3.    Desktop atau Hardware
ASYST mendukung penuh ketersediaan desktop atau hardware pendukung di semua area unit operasional pada maskapai di bandara beserta perencanaan dan bentuk antisipasi untuk berbagai macam kendala. ASYST menyiapkan serta memastikan ketersediaan dan kesiapan dari segala sisi untuk desktop atau hardware pendukung di bandara, termasuk diantaranya perangkat pengganti yang selalu tersedia (hotspare) bila terjadi gangguan. ASYST juga menyiapkan tambahan resource atau personil yang standby di area yang kritikal di bandara untuk percepatan resolusi di lokasi. Selain itu, ASYST memaksimalkan juga keterlibatan mitra ASYST untuk desktop atau hardware dalam mendukung  layanan sistem maskapai di bandara agar dapat standby baik di onsite maupun remote coverage sebagai antisipasi percepatan resolusi bila terjadi gangguan baik pada sistem maupun perangkat di bandara.
Menurut pendapat saya, penerapan ITIL maupun ITSM pada perusahaan ASYST sudah sangat bagus. Bagaimana mereka memanajemen penerbangan di bandara dengan baik dan sesuai dengan jam penerbangannya serta betapa cekatannya mereka dalam mengontrol pesawat agar tidak terjadi tabrakan baik dengan pesawat lain maupun dengan awan yang dapat membahayakan penerbangan. Meskipun, seringkali terjadi kecelakaan pesawat namun menurut saya ini sudah lebih dari cukup untuk mengatur hal-hal berikut. Kecelakaan itu wajar ketika kita berkendara dengan media apapun namun, dalam hal meminimalisasikannya yang harus kita laksanakan. Melihat bagaimana ASYST menyediakan orang-orangnya untuk selalu standby, ini merupakan hal yang patut diapresiasi.
Terutama dalam poin kedua, dimana akuratnya mereka dalam mengatur hal-hal tersebut. Tak hanya itu saja, kini kita dipermudah untuk dapat memesan tiketnya secara online yang pastinya menarik banyak minat orang-orang yang mungkin malas membeli secara offline. Sehingga, menurut saya hal ini patut diacungi jempol dalam melakukan pemuasan pelayanan kepada pelanggan.
Sekian dari saya, semoga bermanfaat.

Daftar Pustaka


Selasa, 01 Januari 2019

Teknologi Modern di Bidang Kesehatan

Halo semuanya!

Kali ini, saya balik untuk membahas tentang teknologi modern apa sajakah yang ada di bidang kesehatan?

Pasti kalian semua bosen kan kalo cuma nge baca aja? Kalo gitu bisa klik link dibawah ini yang akan menyajikannya dalam bentuk video yang diharapkan dapat menambah ilmu kalian semua.

Semoga kalian suka!


https://youtu.be/1bZeVMPyAaA

Dampak COVID-19 terhadap Sektor TIK di Indonesia

Setelah fokus pada dampak bisnis secara umum, kali ini akan fokus pada dampak COVID-19 terhadap bisnis IT. Selain sektor perminyakan, ...