Rabu, 08 April 2020

Dampak COVID-19 terhadap Sektor TIK di Indonesia


Setelah fokus pada dampak bisnis secara umum, kali ini akan fokus pada dampak COVID-19 terhadap bisnis IT.

Selain sektor perminyakan, terdapat sektor lain yang terkena dampak dari COVID-19 yaitu Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Sektor tersebut akan mengalami kekurangan supply chain atau rantai suplai dan kerugian yang disebabkan karena penyebaran berita bohong, salah satunya terjadi di Inggris. Kebohongan tersebut tentang bagaimana COVID-19 dapat menyebar melalui Menara Base Transceiver Station (BTS) akibat sinyal 5G. Tidak hanya menara saja, pegawai yang bekerja mendapatkan ancaman gangguan ketika sedang bekerja melakukan instalisasi 5G karena hal tersebut dianggap akan membunuh banyak orang jika diaktifkan. Berita tersebut hadir dikarenakan China baru mengaktifkan 5G sebelum COVID-19 terdeteksi di Wuhan, China. National Medical Director NHS Stephen Powis dari National Health Service, pemberi layanan kesehatan publik di Inggris, mengatakan bahwa hal tersebut merupakan berita bohong karena tidak ada landasan ilmiah antara kedua hal tersebut.

Jaringan komunikasi yang baik menjadi kebutuhan utama di berbagai Negara untuk mendukung kelancaran kegiatan yang sekarang harus dilakukan secara online, seperti Work From Home (WFH), untuk membantu pemerintah dalam menekan penyebaran COVID-19 agar tidak ada masyarakat yang terjangkit COVID-19. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate meminta semua operator telekomunikasi untuk memperkuat jaringan mereka karena kualitas jaringan komunikasi internet merupakan salah satu hal yang memperlancar WFH masyarakat. Menkominfo juga meminta para operator telekomunikasi untuk menyediakan produk dan solusi yang mendukung kebijakan pemerintah untuk bekerja, belajar, dan ibadah di rumah sesuai dengan kapasitas masing-masing operator. Para operator telekomunikasi juga diminta untuk melakukan optimasi, pemeliharaan, dan perbaikan jaringan telekomunikasi beserta alat dan perangkat telekomunikasi lain dengan tetap mematuhi kebijakan pemerintah terkait pembatasan interaksi dan menjaga jarak aman. Salah satu operator yang telah menerapkan kebijakan tersebut adalah Telkomsel dengan memberikan kuota gratis sebesar 30 gigabytes (GB) untuk mengakses situs e-learning masing - masing kampus di 130 perguruan tinggi di Indonesia, situs Spada Indonesia milik Kemendikbud selama 30 hari tanpa biaya, dan platform e-learning, seperti Quipper, Zenius, Cakap, Bahaso, dan Sekolahmu.
Pengamat telekomunikasi Kamilov Sagala menyatakan bahwa dampak negatif COVID-19 terhadap bisnis IT di Indonesia adalah keterhambatan suplai perangkat jaringan dan tenaga ahli dari vendor yang berasa dari negara terdampak COVID-19. Kamilov juga menyatakan bahwa dampak terbesar adalah potensi terhadap kenaikan biaya belanja untuk modal infrastruktur jaringan dan operasional maintenance atau penjagaan sistem operasional untuk mempertahankan layanan 7 x 24 jam. Kondisi ini membuat operator membutuhkan sejumlah insentif, misalnya keringanan regulasi pajak, untuk mendukung pengembangan jaringan hingga kemudahan dalam melakukan transformasi digital karena terdapat kenaikan penggunaan internet yang harus ditanggung oleh operator seluler.
Selain dampak negatif, terdapat dampak positif dari COVID-19 yaitu peluang untuk para operator seluler maupun pengembang aplikasi lain untuk meningkatkan dan mengembangkan sarana internet atau aplikasi agar mempermudah kebutuhan masyarakat dalam menjalankan aktifitas. Salah satu aplikasi yang sangat popular saat ini adalah zoom. Sebuah aplikasi yang menyediakan fitur untuk dapat berkomunikasi secara video maupun obrolan dengan teks. Aplikasi ini dimanfaatkan oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia untuk menunjang WFH. Meskipun sangat popular dan banyak digunakan, aplikasi ini menuai kritikan karena terdapat kebocoran video yang tersimpan di cloud dan tidak terlindungi oleh password sehingga dapat diakses oleh siapapun. Tak hanya masyarakat yang menggunakan aplikasi tersebut tetapi Pemerintah Indonesia juga ikut menggunakan aplikasi tersebut untuk menunjang kelancaran rapat – rapat penting negara. Menkominfo menjamin bahwa penggunaan aplikasi zoom untuk rapat – rapat penting negara akan aman dan terkendali di bawah kendali kantor sekretaris kabinet.
Tahun 2020 merupakan tantangan bagi sektor TIK karena terjadi pergeseran aktifitas yang biasa dilakukan secara nyata menjadi maya karena pandemi COVID-19. Pergeseran teknologi ini mengubah pandangan tentang banyak hal mulai dari bisnis, inovasi teknologi, hingga kultur dan struktur organisasi perusahaan.


Sumber :

Adi Fida Rahman. 2020. Menkominfo Minta Operator Telekomunikasi Perkuat Jaringan demi WFH Lancar. https://inet.detik.com/telecommunication/d-4954299/menkominfo-minta-operator-telkomunikasi-perkuat-jaringan-demi-wfh-lancar diakses pada 7 April 2020.

Agus Tri Hayanto. 2020. COVID-19 Merebak di RI, Industri Telco Butuh Suplemen. https://inet.detik.com/telecommunication/d-4941617/covid-19-merebak-di-ri-industri-telco-butuh-suplemen  diakses pada 7 April 2020.

Agus Tri Hayanto. 2020. Telkomsel Gratiskan Internet 30GB Untuk Pelanggan Mahasiswa. https://inet.detik.com/telecommunication/d-4952012/telkomsel-gratiskan-internet-30gb-untuk-pelanggan-mahasiswa diakses pada 8 April 2020.

Dythia Novianty. 2020. Dampak Virus Corona Bagi Industri Telekomunikasi. https://www.suara.com/tekno/2020/03/17/095107/dampak-virus-corona-bagi-industri-telekomunikasi diakses pada 7 April 2020.

Sania Mashabi. 2020. Menkominfo Pastikan Aplikasi Zoom untuk Rapat Kenegaraan Aman dari Kebocoran Data. https://nasional.kompas.com/read/2020/04/07/19015501/menkominfo-pastikan-aplikasi-zoom-untuk-rapat-kenegaraan-aman-dari-kebocoran?page=all#page3 diakses pada 8 April 2020.

Virgina Maulita Putri. 2020. Waduh! Tower 5G Dibakar karena Hoax Virus Corona. https://inet.detik.com/telecommunication/d-4965793/waduh-tower-5g-dibakar-karena-hoax-virus-corona diakses pada 7 April 2020.

Rabu, 01 April 2020

Bagaimana Indonesia dan negara lain menghadapi dampak dari COVID-19


Pandemi virus corona atau dikenal dengan nama penyakit COVID-19 telah memberikan dampak yang besar, terutama dalam bidang perekonomian bisnis. Dampak tersebut tidak hanya dirasakan di Indonesia, namun di seluruh dunia. Para pemerintah di berbagai negara dikabarkan telah mengeluarkan total uang sebesar Rp 112 kuadriliun untuk menjaga stabilitas perekonomian global agar tidak depresi. Akan tetapi, hal tersebut dikhawatirkan tidak mampu untuk menghadapi krisis yang diakibatkan oleh COVID-19.

Bank Dunia atau World Bank menganggap bahwa negara – negara berkembang harus segera memulai persiapan agar perekonomian mereka tidak melemah karena pandemi ini. Pandemi ini diperkirakan akan memberikan dampak kemiskinan yang cukup tinggi, terutama untuk negara -  negara di kawasan asia timur dan pasifik, hingga menyentuh angka 11 juta orang. Dampak tersebut juga termasuk untuk Negara Indonesia. Berikut beberapa rekomendasi yang dapat disarankan berdasarkan pendapat dari Bank Dunia :
  1. Menyesuaikan kebijakan kesehatan dan ekonomi makro, pemerintah perlu melakukan langka – langkah pengendalian seperti larangan berpergian atau social distancing yang kini telah diberlakukan namun masih terdapat masyarakat yang tetap bepergian keluar meskipun tahu akibat yang akan terjadi kepada mereka. Masyarakat yang mengacuhkan perintah tersebut antara kurangnya wawasan terhadap pandemi virus corona atau dengan sengaja mengacuhkan perintah social distancing tersebut. Pemerintah harus melakukan sesuatu terhadap masyarakat yang masih mengabaikan social distancing dengan sosialisasi secara jelas atau melakukan pengawasan secara ketat di berbagai tempat, terutama pusat perbelanjaan atau tempat rekreasi.
  2. Memperluas kapasitas perawatan kesehatan, fasilitas serta alat kesehatan menjadi susah untuk didapat seiring dengan bertambahnya jumlah pasien penderita COVID-19. Para dokter dan perawat juga kesulitan mendapatkan APD atau alat pelindung diri dan berbagai alat perlengkapan medis dikarenakan kepanikan yang muncul di masyarakat sehingga menyebabkan masyarakat untuk membeli segala hal secara berlebihan. Hal tersebut tidak hanya akan merugikan para dokter dan perawat yang bekerja namun masyarakat yang menerima perawatan medis tersebut karena apabila para dokter dan perawat menderita hal yang sama, seperti yang sudah terjadi, akibat minimnya perlengkapan medis yang dimiliki oleh rumah sakit rujukan pemerintah maka siapa yang akan merawat pasien penderita COVID-19.
  3. Penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter, Bank Dunia menyarankan untuk memberikan perawatan secara gratis. Indonesia belum menerapkan hal tersebut sehingga muncul beberapa kasus pasien yang didiagnosa menderita COVID-19 namun pergi dari rumah sakit tersebut akibat tidak mampu untuk membayar biaya perawatan yang akan dibebankan kepada pasien.
  4. Tingkatkan kerja sama, pemerintah harus mulai menjalin kerja sama dengan perusahaan swasta, terutama yang berkaitan dengan produk medis, untuk bersama menghadapi pandemi virus corona.

Bapak Presiden Joko Widodo menerapkan pembatasan sosial berskala besar atau social distancing di Indonesia. Pembatasan sosial berskala besar merupakan pembatasan kegiatan tertentu dalam suatu wilayah untuk mencegah penyebaran suatu wabah penyakit. Mohammad Faisal, Pengamat Ekonomi dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, menganggap bahwa keputusan tersebut akan memberikan dampak ekonomi yang tidak terlalu besar dibanding dengan lockdown yang dilakukan di beberapa negara. Keputusan tersebut tentu memiliki dampak negatif yang menyatakan bahwa dampak dari wabah ini akan berlangsung dalam periode yang lama dibanding dengan lockdown. Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata, menyatakan bahwa keputusan tersebut diambil setelah mempertimbangkan bagaimana efek ekonomi di Indonesia dan sosial budaya masyarakat Indonesia yang tidak terbiasa dengan lockdown jika diberlakukan.

Pemerintah Indonesia telah menyiapkan dana sebesar Rp 405,1 triliun yang ditambahkan ke dalam APBN 2020 untuk melakukan penanganan COVID-19. Dana tersebut akan dibagikan untuk pembelanjaan di bidang kesehatan sebesar Rp 75 triliun, perlindungan sosial sebesar Rp 110 triliun, insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat sebesar Rp 70,1 trilliun, dan pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional sebesar Rp 150 triliun. Dana tersebut sudah termasuk restrukturisasi kredit serta penjaminan dan pembiayaan dunia usaha khususnya UMKM.
Selain itu, harga minyak terus mengalami penurunan akibat pandemi virus corona. Penurunan harga minyak tersebut dikarenakan jumlah permintaan yang menurun cukup drastis disaat pandemi virus corona. Negara – negara di dunia mulai memberlakukan social distancing mulai dari transportasi darat hingga udara sehingga maskapai penerbangan, pemeran utama dalam penggunaan minyak secara banyak, mengurangi jadwal penerbangan. Namun, hal tersebut berbanding terbalik dengan Arab Saudi dan Rusia yang melakukan perang dengan menurunkan harga minyak dibandingkan dengan harga minyak Amerika Serikat (AS). Arab Saudi dan Rusia merupakan negara yang memiliki pasokan minyak yang besar. Rusia mengatakan tidak akan menghentikan produksi minyak dan akan menurunkan harga minyak, sedangkan Arab Saudi mengancam akan menurunkan harga minyak mereka karena tidak ingin Rusia menguasai pasar minyak di dunia. Hal tersebut membuat harga minyak AS yang baru menjadi puncak tertinggi mengalami penurunan hingga 68%.


Sumber :

Anisa Indraini. 2020. Mau Ada Pembatasan Sosial Skala Besar, Apa Efeknya ke Ekonomi?. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4958637/mau-ada-pembatasan-sosial-skala-besar-apa-efeknya-ke-ekonomi diakses 1 April 2020.

Danang Sugianto. 2020. Biaya Selamatkan Ekonomi dari Corona Capai Rp 112 Kuadriliun!. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4955348/biaya-selamatkan-ekonomi-dunia-dari-corona-capai-rp-112-kuadriliun diakses 1 April 2020.

Danang Sugianto. 2020. Rincian Uang Negara Rp 405 T untuk Lawan Corona. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4960463/rincian-uang-negara-rp-405-t-untuk-lawan-corona/2 diakses 1 April 2020.

Hendra Kusuma. 2020. Bank Dunia: Orang Miskin Bisa Bertambah 11 Juta karena Corona. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4959409/bank-dunia-orang-miskin-bisa-bertambah-11-juta-karena-corona/2 diakses 1 April 2020.


Herdi Alif Al Hikam. 2020. Harga Minyak Terus ANjlok Digerogoti Corona. https://finance.detik.com/energi/d-4959381/harga-minyak-terus-anjlok-digerogoti-corona/2 diakses 1 April 2020.

Minggu, 05 Januari 2020

Normalisasi pada Sistem Basis Data

Dalam menghasilkan tabel yang baik, hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah membuat ERD atau Entity Relationship Diagram. ERD dilakukan untuk membuat pemodelan terhadap data yang akan kita analisis. ERD akan membentuk entitas atau objek data kita, contoh entitas mahasiswa, hubungan antara data ialah relationship yang setiap data memiliki atribut atau pembeda dari lainnya, contoh dalam entitas mahasiswa ada atribut npm,nama,dan lain-lain. 
Setelah ERD dibuat, tahap berikutnya adalah normalisasi. Normalisasi merupakan teknik analisis data dengan mengorganisasikan atribut-atribut data sehingga terbentuk entitas yang tidak redudansi. Proses normalisasi merupakan metode formal yang mengidentifikasi relasi-relasi berdasarkan primary key dan ketergantungan fungsional diantara atribut-atribut. Teknik normalisasi digunakan untuk menguji relasi-relasi individu sehingga suatu basis data dapat dinormalisasikan ke tingkat manapun.
Proses normalisasi akan sangat membantu dalam menghemat ruang yang digunakan oleh setiap tabel di dalamnya dan mempercepat proses permintaan data. Sebelum melakukan normalisasi, terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan yaitu :
       1.     Temukan entitas-entitas utama dalam model data.
       2.     Temukan hubungan antara setiap entitas.
       3.     Tentukan atribut yang dimiliki masing-masing entitas.

Langkah-langkah normalisasi :
    
     1.  Bentuk Normal Pertama (1NF)
    Sebuah model data dikatakan memenuhi bentuk normal pertama apabila setiap atribut yang dimilikinya memiliki satu dan hanya satu nilai. Apabila ada atribut yang memiliki nilai lebih dari satu, atribut tersebut adalah kandidat untuk menjadi entitas tersendiri.


                                              Gambar 1. Entitas Buku

      2.  Bentuk Normal Kedua (2NF)
     Sebuah model data dikatakan memenuhi bentuk normal kedua apabila ia memenuhi bentuk normal pertama dan setiap atribut non-identifier sebuah entitas bergantung sepenuhnya hanya pada semua identifier entitas tersebut.

      3.  Bentuk Normal Ketiga (3NF)
     Sebuah model data dikatakan memenuhi bentuk normal ketiga apabila ia memenuhi bentuk normal kedua dan tidak ada satupun atribut non-identifying (bukan pengidentifikasi unik) yang bergantung pada atribut non-identifying lain. Apabila ada, pisahkan salah satu atribut tersebut menjadi entitas baru, dan atribut yang bergantung padanya menjadi atribut entitas baru tersebut.

Contoh :
Apabila dalam tabel mahasiswa, tahun_terbit, edisi, penerbit, dan penulis bergantung kepada judul_buku maka hal tersebut dapat dipisahkan dengan menjadikannya sebuah entitas baru.


Daftar Pustaka.
Hargo, Adhi. 2010. Normalisasi Database Menggunakan Logika Sederhana. URL : https://staff.blog.ui.ac.id/r-suti/files/2010/03/norm_database.pdf Diakses pada 5 Januari 2020.

Sabtu, 21 Desember 2019

SQL Tuning atau Optimasi Query

Pada pembahasan kali ini, kita akan membahas tentang  SQL Tuning atau Optimasi Query.

SQL Tuning atau Optimasi Query adalah kegiatan untuk mengoptimalkan penggunaan query dalam database sehingga terhindar dari kemungkinan deadlock  atau  hang. SQL Tuning atau Optimasi Query merupakan proses pengulangan query SQL agar tercapai tampilan yang diinginkan secara cepat dengan query  yang lebih spesifik. Penggunaan query yang lebih spesifik membuat sistem basis data dapat mencari hasil yang kita inginkan secara efektif dan efisien. Cara untuk melakukan optimasi query ialah meminimalkan jalur pencarian data dengan mengoptimalkan query.

Salah satu contoh optimasi query :

  • penggunaan yang salah

    SELECT id, first_name, age
    FROM student_details
    WHERE SUBSTR(first_name,1,4) = 'Shim';


  • penggunaan yang benar

    SELECT id, first_name, age
    FROM student_details
    WHERE first_name LIKE 'Shim%';


Dari contoh berikut, dapat dilihat bahwa kita tidak perlu menggunakan SUBSTR untuk mendapatkan data yang memiliki nama pertama "Shim", tetapi cukup sebutkan nama pertama dan gunakan % yang menandakan bahwa setelah kata "Shim" terdapat lanjutan karakter yang jumlahnya dibebaskan sesuai sebagaiman kita atur saat pembuatan tabel.

Dari pembahasan ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan optimasi query atau SQL Tuning sangat diperlukan untuk menunjang kinerja sebuah basis data menjadi lebih baik dari sebelumnya.


DAFTAR PUSTAKA

https://docs.oracle.com/database/121/TGSQL/tgsql_intro.htm#TGSQL117 diakses pada 21 Desember 2019
http://henrywijayas.blogspot.com/2014/09/optimasi-query_28.html diakses pada 21 Desember 2019

Selasa, 01 Oktober 2019

Pemanfaatan Grafik Komputer dan Pengolahan Citra pada Sistem Deteksi Cuaca


Hello everyone!
Pada pembahasan kali ini, aku akan membahas suatu topic yang sangat menarik yaitu Penerapan Grafik Komputer dan Pengolahan Citra pada Sistem Deteksi Cuaca.

Aku yakin banyak dari kalian yang suka melihat kondisi cuaca pada hari kalian ingin sekolah atau jalan ke suatu tempat agar dapat meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Mari kita ambil contoh ketika kalian sedang pergi menuju sekolah, namun ditengah-tengah perjalanan hujan turun dengan derasnya. Andai saja kalian melihat prediksi cuaca hari itu mungkin kalian bisa menyediakan paying agar seragam kalian tidak basah. Akan tetapi, pernahkah kalian penasaran dengan bagaimana aplikasi prediksi cuaca dapat memprediksi cuaca selama beberapa jam kedepan? Mungkin kalian akan menyangkal dengan berkata, “Ah, tapi terkadang prediksian tersebut tidaklah tepat.”. Ya, hal tersebut merupakan prediksian semata dimana kita sebagai manusia tidak dapat memprediksikan sesuatu dengan tepat, tetapi apakah kalian tidak penasaran bagaimana kita dapat melakukan prediksian tersebut? Nah, hal berikut adalah apa yang akan kita bahas pada pembahasan kali ini.

Pertama, kita akan bahas dulu apa itu grafik dan citra. Jika kalian mencarinya di search engine maka kalian akan merasa bingung tentunya karena secara harfiah 2 kata tersebut nyaris memiliki makna yang sama. Ya, “Gambar” adalah kata yang tepat untuk mewakili kedua kata tersebut. Akan tetapi, tedapat perbedaan mengenai makna gambar yang dimaksud oleh kedua kata tersebut.
Dalam grafik, gambar yang dimaksud berbentuk seperti pie,ikon, dan lain-lain. Sedangkan dalam citra, gambar yang dimaksud seperti pas foto. Untuk lebih jelasnya, perbedaan antara mereka adalah grafik dibuat melalui data-data yang diperoleh sedangkan, citra dibuat dari capture atau potret dari suatu alat.

Agar kalian lebih memahami maksudnya, aku akan memberikan kalian contoh untuk memperdalam pengertian grafik dan citra dengan 1 hal yang sama yaitu sistem deteksi cuaca.
Dalam sistem deteksi cuaca, penerapan grafik komputer memanfaatkan Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Geografis (SIG). Bagaimana penerapannya? SIG akan melakukan pendataan melalui satelit kemudian memasukkan data-data tersebut ke database lalu dilakukan analisa berdasarkan data-data tersebut dan diolah sehingga menghasilkan informasi yang ,tentunya, bermanfaat untuk kita semua. Data yang diperlukan berupa kecepatan angin, kondisi awan, dan lain-lainnya yang mempengaruhi suatu lingkungan terhadap kemungkinan-kemungkinan terjadinya perubahan cuaca. Misalkan, kecepatan angin akan berpengaruh karena ia akan membawa awan menuju tempat ia menghembuskannya. Andai kata, awan tersebut membawa air yang cukup banyak sehingga memungkinkan untuk terjadinya curah hujan yang lebat maka, kecepatan angin tersebut akan menentukan dimana dan kapan awan itu akan berhenti dan hujan terjadi. Bagian manakah peran grafik dalam sistem ini? Data-data yang sudah didapatkan tentunya akan dibuat grafik secara otomatis bagaimana suhu suatu kota, apakah meningkat atau menurun? Tentunya, masih banyak hal lain yang didapatkan berdasarkan grafik tersebut berdasarkan apa kebutuhan atau apa yang kita ingi cari tahu.

Lalu bagaimana dengan pengolahan citra? Saat SIG melakukan pendataan melalui satelit tentunya satelit akan mengirimkan gambar atau cuplikan seperti bagaimana awan tersebut terlihat lalu bagaimana suasana atau keadaan tempat awan tersebut kemungkinan menurunkan hujan kemudian apakah tempat awan tersebut akan menurunkan hujan terdapat kemungkinan terjadinya banjir atau tidak, dan masih banyak hal lain yang dapat diketahui.  Hal tersebut dikemas dengan menarik dalam aplikasi pendeteksi cuaca agar lebih dapat memberi penggambaran yang jelas kepada pengguna.

Berikut adalah contoh aplikasi deteksi cuaca yang memanfaatkan grafik komputer dan pengolahan citra dan juga bagaimana SIG bekerja :



Kalian bisa lihat sendiri bagaimana satelit memberitahukan letak tempat kita,suhu di kota kita, perkiraan-perkiraan lainnya dalam rentang waktu yang ditetapkan, serta bagaimana keadaan geografis tempat-tempat saat terjadi pergantian cuaca.

Sekian pembahasan dari aku. Semoga bermanfaat!


DAFTAR PUSTAKA
https://kominfo.go.id/content/detail/14272/awal-musim-hujan-akan-datang-bmkg-imbau-masyarakat-waspada-cuaca-ekstrem/0/berita
https://geo-media.blogspot.com/2016/08/tahapan-kerja-sig.html

Kamis, 04 Juli 2019

Perbandingan ITIL dan COBIT


A. ITIL
Framework atau Kerangka Kerja adalah suatu struktur konseptual dasar yang digunakan untuk memecahkan atau menangani suatu masalah yg kompleks. Dalam bidang Teknologi Informasi, framework merupakan suatu penggambaran dari suatu konsep untuk membantu para praktisi bisnis (Staff IT).
ITIL (Information Technology Infrastructure Library) adalah suatu kerangka kerja dengan konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi Teknologi Informasi (TI).
Nama ITIL merupakan merek dagang Office of Government Commerce (OGC) Britania Raya. ITIL memberikan deskripsi rinci mengenai beberapa praktik (best practice) penting dengan daftar cek, tugas, serta prosedur yang menyeluruh yang dapat disesuaikan dengan segala jenis organisasi dalam hal TI.
5 domain proses utama ITIL,  yaitu :

1. Service Strategy
Service Strategy memberikan panduan kepada pengimplementasi ITSM bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai sebuah kemampuan organisasi (dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan TI), tapi juga sebagai sebuah aset strategis perusahaan. Panduan ini disajikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses inti yang beroperasi di keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle.

2. Service Design
Service Design memberikan panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis dan best practice dalam mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri. Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi layanan TI.

3. Service Transition
Service Transition menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan serta mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang diubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Tahapan  lifecycle ini memberikan gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang didefinisikan dalam Service Strategy kemudian dibentuk dalam  Service Design untuk selanjutnya secara efektif direalisasikan dalam Service Operation.

4. Service Operation
Service Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan pada bagaimana mengelola layanan TI secara efektif dan efisien serta menjamin tingkat kinerja yang telah disepakati dengan pelanggan sebelumnya. Panduan-panduan ini mencakup bagaimana menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan TI.

5. Continual Service Improvement
Continual Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi, dan pengoperasiannya. CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal sebagai Deming yaitu siklus peningkatan proses (Process Improvement) yang berkesinambungan atau secara terus menerus seperti lingkaran yang tidak ada akhirnya.

B. COBIT
COBIT (Control Objective for Information and Related Technology) adalah sekumpulan dokumentasi best practice untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen untuk menjembatani antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol, dan masalah-masalah teknis TI (Sasongko, 2009).
COBIT mendukung tata kelola TI dengan menyediakan kerangka kerja untuk mengatur keselarasan TI dengan bisnis. Selain itu, kerangka kerja juga memastikan bahwa TI memungkinkan bisnis, memaksimalkan keuntungan dengan memanfaatkan TI dikelola secara tepat, dan sumber daya TI digunakan secara bertanggung jawab (Tanuwijaya dan Sarno, 2010).
Komponen COBIT :

1. Framework
Mengatur tata kelola TI, tujuan, dan praktik oleh TI domain dan proses, serta menghubungkan mereka dengan kebutuhan bisnis.

2. Process descriptions
Sebuah proses referensi model dan bahasa yang umum bagi semua orang dalam sebuah organisasi. Peta proses untuk wilayah tanggung jawab merencanakan, membangun, menjalankan, dan memantau.

3. Control objectives
Menyediakan satu set lengkap persyaratan tingkat tinggi untuk dipertimbangkan oleh manajemen untuk kontrol yang efektif dari setiap proses TI.

4. Pedoman manajemen
Bantuan tanggung jawab menetapkan, menyepakati tujuan, mengukur kinerja, dan menggambarkan hubungan timbal balik dengan proses lainnya.

5. Maturity models
Menilai kematangan dan kemampuan per proses dan membantu untuk mengatasi kesenjangan.

Kerangka Kerja COBIT :

1. Control Objectives
Terdiri atas empat tujuan pengendalian tingkat tinggi (high-level control objectives) yang terbagi dalam empat domain, yaitu: Planning & Organization, Acquisition & Implementation, Delivery & Support, dan Monitor and Evaluate. 

a. Perencanaan dan Organisasi (Planning and Organization)
Domain ini mencakup strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.

b. Pengadaan dan Implementasi (Acquire and Implement)
Untuk mewujudkan strategi TI, solusi TI perlu diidentifikasi, dibangun atau diperoleh dan kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis.

c. Pengantaran dan Dukungan (Deliver and Support)
Domain ini berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, yang terdiri dari operasi pada security dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan pengadaan training.

d. Pengawasan dan Evaluasi (Monitor and Evaluate)
Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan kesesuaiannya dengan kebutuhan kontrol.

2. Audit Guidelines
Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci (detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikan management assurance atau saran perbaikan.

3. Management Guidelines
Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa saja yang harus dilakukan.


C. Keuntungan dan Kerugian ITIL dan COBIT
Keuntungan ITIL, menurut Cartlidge (2007, p8), antara lain :
- Meningkatkan kepuasan pengguna dan pelanggan terhadap layanan IT.
- Memperbaiki manajemen sumber daya dan keuangan.
- Memperbaiki pembuatan keputusan dan mengoptimalkan resiko.
- Memperbaiki waktu terhadap pasar untuk produk baru dan layanan.

Kerugian ITIL antara lain :
Buku-buku ITIL sulit terjangkau bagi pengguna non komersial.
- ITIL bersifat holistic yang mencakup semua kerangka kerja untuk tata kelola TI.
- Pelaksanaan pedoman dalam buku ITIL memerlukan pelatihan khusus.
- Biaya pelatihan atau sertifikasi ITIL terlalu tinggi.

Kelebihan COBIT antara lain :
- Rahasia.
Proteksi terhadap informasi yang sensitif dari akses yang tidak bertanggung jawab.
Integritas.
Berhubungan dengan ketepatan dan kelengkapan dari sebuah informasi.
Ketersediaan.
-          Berhubungan dengan tersedianya informasi ketika dibutuhkan oleh proses bisnis sekarang dan masa depan.
      - Kepatuhan Nyata.
Berhubungan dengan penyediaan informasi yang sesuai untuk manajemen.

Kerugian COBIT antara lain :
COBIT hanya memberikan panduan kendali dan tidak memberikan panduan implementasi operasional. Oleh karena itu, perlu diadopsi berbagai framework tata kelola operasional seperti ITIL.
- COBIT hanya berfokus pada kendali dan pengukuran.
- COBIT kurang dalam memberikan panduan keamanan, namun memberikan wawasan umum atas proses TI pada organisasi.

D. Persamaan ITIL dan COBIT

Dijadikan sebagai IT governance framework.
- Memberikan pedoman pada perusahaan bahwa keputusan-keputusan strategis IT tidak hanya berada pada CIO (Chief of Information Officer) tetapi, pada direksi, komisaris, dan pemegang saham.
- COBIT dan ITIL biasa digunakan bersamaan untuk membantu pemeliharaan dan manajemen perusahaan jasa TI.
- COBIT dan ITIL adalah standar yang cakupan areanya adalah menengah ke bawah.
- COBIT dan ITIL cocok jika dijadikan sebagai IT management framework.

E. Perbedaan ITIL dan COBIT

·         Kerangka kerja COBIT memasukkan hal-hal berikut ini : Control Objectives, Audit Guidelines, dan Management Guidelines.

Kerangka kerja ITIL digunakan untuk mengelola infrastruktur teknologi dan informasi dalam suatu organisasi dan bagaimana memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pengguna teknologi informasi.

Simpulan

ITIL dapat digunakan untuk memperbaiki proses TI untuk memenuhi tujuan perusahaan (termasuk keamanan). Sedangkan, COBIT dapat digunakan untuk menentukan apakah kebutuhan perusahaan didukung oleh IT. 
ITIL merupakan best practice cara-cara pengelolaan TI untuk mencapai tujuan organisasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa ITIL dan COBIT merupakan dua pendekatan dalam tata kelola TI dan tata kelola layanan teknologi informasi yang saling melengkapi, sedangkan COBIT mengatur masalah tujuan yang harus dicapai oleh sebuah organisasi dalam memberikan layanan TI.
Secara umum dapat dikatakan bahwa COBIT merupakan sebuah model tata kelola TI yang memberikan sebuah arahan yang lengkap mulai dari sistem mutu, perencanaan, manajemen proyek, keamanan, pengembangan dan pengelolaan layanan. Arahan dari COBIT kemudian didetailkan kembali oleh beberapa model framework sesuai dengan perkembangan keilmuan. Sehingga kebanyakan perusahaan-perusahaan lebih menyukai menggunakan COBIT dan mengombinasikannya dengan framework lain yang dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

Jumat, 19 April 2019

COBIT

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) merupakan sekumpulan dokumentasi dan panduan yang mengarahkan pada IT governance yang dapat membantu auditor, manajemen, dan pengguna (user) untuk menjembatani pemisah antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol, dan permasalahan-permasalahan teknis. COBIT dikembangkan oleh IT governance Institute (ITGI) yang merupakan bagian dari Information Systems Audit and Control Association (ISACA).

Menurut Campbell, COBIT merupakan suatu cara untuk menerapkan IT governance.
COBIT merupakan kombinasi dari prinsip-prinsip yang telah ditanamkan yang dilengkapi dengan balance scorecard dan dapat digunakan sebagai acuan model (seperti COSO) dan disejajarkan dengan standar industri, seperti ITIL, CMM, BS779, ISO 9000.

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain :

1. Perencanaan dan Organisasi (Planning and Organization)
Domain ini mencakup strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.
2. Pengadaan dan Implementasi (Acquire and Implement)
Untuk mewujudkan strategi TI, solusi TI perlu diidentifikasi, dibangun atau diperoleh dan kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis.
3. Pengantaran dan Dukungan (Deliver and Support)
Domain ini berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, yang terdiri dari operasi pada security dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan pengadaan training.
4. Pengawasan dan Evaluasi (Monitor and Evaluate)

Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan kesesuaiannya dengan kebutuhan kontrol.

Untuk memenuhi tujuan bisnis, informasi perlu memenuhi kriteria tertentu, adapun 7 kriteria informasi yang menjadi perhatian COBIT, yaitu sebagai berikut:


1. Effectiveness (Efektivitas) : Informasi yang diperoleh harus relevan dan berkaitan dengan proses bisnis, konsisten dapat dipercaya, dan tepat waktu.
2. Effeciency (Efisiensi) : Penyediaan informasi melalui penggunaan sumber daya (yang paling produktif dan ekonomis) yang optimal.
3. Confidentially (Kerahasiaan) : Berkaitan dengan proteksi pada informasi penting dari pihak-pihak yang tidak memiliki hak otorisasi/tidak berwenang.
4. Intergrity (Integritas) : Berkaitan dengan keakuratan dan kelengkapan data/informasi dan tingkat validitas yang sesuai dengan ekspetasi dan nilai bisnis.
5. Availability (Ketersediaan) : Fokus terhadap ketersediaan data/informasi ketika diperlukan dalam proses bisnis, baik sekarang maupun dimasa yang akan datang. Ini juga terkait dengan pengamanan atas sumber daya yang diperlukan dan terkait.
6. Compliance (Kepatuhan) : Pemenuhan data/informasi yang sesuai dengan ketentuan hukum, peraturan, dan rencana perjanjian/kontrak untuk proses bisnis.

7. Reliability (Handal) : Fokus pada pemberian informasi yang tepat bagi manajemen untuk mengoperasikan perusahaan dan pemenuhan kewajiban mereka untuk membuat laporan keuangan.
Itu adalah gambaran singkat mengenai COBIT.


Salah satu perusahaan yang menggunakan COBIT adalah PT. SOLMIT BANGUN INDONESIA. Berikut adalah kerangka kerjanya :


Menurut saya, penerapan COBIT sudah sangatlah bagus pada perusahaan ini. Mungkin ada sebagian kalian yang bertanya apa bedanya dengan ITIL yang saya bahas sebelumnya, sebenarnya tidak begitu berbeda hanya beda nama saja dimana seperti yang saya jelaskan diatas COBIT merupakan kombinasi dari standar-standar proses perusahaan yang diwajibkan. Kini COBIT sudah mencapai 5.0, dimana sudah banyak penyempurnaan lainnya yang membuat banyak perusahaan akan semakin baik tentunya mulai dari awal beroperasi hingga pengauditan yang akan dilakukan setiap tanggal yang telah ditetapkan perusahaan tersebut untuk mengetahui seberapa besar usaha mereka dalam mencapai tujuan mereka dan tentunya untuk mengevaluasi apa yang telah dilakukan atau apa saja yang telah terjadi di perusahaan tersebut.

Sekian dari saya, semoga bermanfaat!
Daftar Pustaka

Dampak COVID-19 terhadap Sektor TIK di Indonesia

Setelah fokus pada dampak bisnis secara umum, kali ini akan fokus pada dampak COVID-19 terhadap bisnis IT. Selain sektor perminyakan, ...