Pandemi virus corona atau dikenal dengan nama penyakit COVID-19 telah memberikan
dampak yang besar, terutama dalam bidang perekonomian bisnis. Dampak tersebut
tidak hanya dirasakan di Indonesia, namun di seluruh dunia. Para pemerintah di
berbagai negara dikabarkan telah mengeluarkan total uang sebesar Rp 112 kuadriliun untuk
menjaga stabilitas perekonomian global agar tidak depresi. Akan tetapi, hal
tersebut dikhawatirkan tidak mampu untuk menghadapi krisis yang diakibatkan
oleh COVID-19.
Bank Dunia atau World Bank menganggap bahwa negara – negara berkembang harus
segera memulai persiapan agar perekonomian mereka tidak melemah karena pandemi
ini. Pandemi ini diperkirakan akan memberikan dampak kemiskinan yang
cukup tinggi, terutama untuk negara - negara di
kawasan asia timur dan pasifik, hingga menyentuh angka 11 juta orang. Dampak tersebut
juga termasuk untuk Negara Indonesia. Berikut beberapa rekomendasi yang dapat
disarankan berdasarkan pendapat dari Bank Dunia :
- Menyesuaikan kebijakan kesehatan dan ekonomi makro, pemerintah perlu melakukan langka – langkah pengendalian seperti larangan berpergian atau social distancing yang kini telah diberlakukan namun masih terdapat masyarakat yang tetap bepergian keluar meskipun tahu akibat yang akan terjadi kepada mereka. Masyarakat yang mengacuhkan perintah tersebut antara kurangnya wawasan terhadap pandemi virus corona atau dengan sengaja mengacuhkan perintah social distancing tersebut. Pemerintah harus melakukan sesuatu terhadap masyarakat yang masih mengabaikan social distancing dengan sosialisasi secara jelas atau melakukan pengawasan secara ketat di berbagai tempat, terutama pusat perbelanjaan atau tempat rekreasi.
- Memperluas kapasitas perawatan kesehatan, fasilitas serta alat kesehatan menjadi susah untuk didapat seiring dengan bertambahnya jumlah pasien penderita COVID-19. Para dokter dan perawat juga kesulitan mendapatkan APD atau alat pelindung diri dan berbagai alat perlengkapan medis dikarenakan kepanikan yang muncul di masyarakat sehingga menyebabkan masyarakat untuk membeli segala hal secara berlebihan. Hal tersebut tidak hanya akan merugikan para dokter dan perawat yang bekerja namun masyarakat yang menerima perawatan medis tersebut karena apabila para dokter dan perawat menderita hal yang sama, seperti yang sudah terjadi, akibat minimnya perlengkapan medis yang dimiliki oleh rumah sakit rujukan pemerintah maka siapa yang akan merawat pasien penderita COVID-19.
- Penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter, Bank Dunia menyarankan untuk memberikan perawatan secara gratis. Indonesia belum menerapkan hal tersebut sehingga muncul beberapa kasus pasien yang didiagnosa menderita COVID-19 namun pergi dari rumah sakit tersebut akibat tidak mampu untuk membayar biaya perawatan yang akan dibebankan kepada pasien.
- Tingkatkan kerja sama, pemerintah harus mulai menjalin kerja sama dengan perusahaan swasta, terutama yang berkaitan dengan produk medis, untuk bersama menghadapi pandemi virus corona.
Bapak Presiden Joko Widodo menerapkan pembatasan sosial berskala besar
atau social distancing di Indonesia. Pembatasan sosial berskala besar merupakan
pembatasan kegiatan tertentu dalam suatu wilayah untuk mencegah penyebaran
suatu wabah penyakit. Mohammad Faisal, Pengamat Ekonomi dari Center of Reform
on Economics (CORE) Indonesia, menganggap bahwa keputusan tersebut akan
memberikan dampak ekonomi yang tidak terlalu besar dibanding dengan lockdown
yang dilakukan di beberapa negara. Keputusan tersebut tentu memiliki dampak negatif
yang menyatakan bahwa dampak dari wabah ini akan berlangsung dalam periode yang
lama dibanding dengan lockdown. Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata,
menyatakan bahwa keputusan tersebut diambil setelah mempertimbangkan bagaimana
efek ekonomi di Indonesia dan sosial budaya masyarakat Indonesia yang tidak
terbiasa dengan lockdown jika diberlakukan.
Pemerintah Indonesia telah menyiapkan dana sebesar Rp 405,1 triliun yang
ditambahkan ke dalam APBN 2020 untuk melakukan penanganan COVID-19. Dana tersebut
akan dibagikan untuk pembelanjaan di bidang kesehatan sebesar Rp 75 triliun,
perlindungan sosial sebesar Rp 110 triliun, insentif perpajakan dan stimulus
kredit usaha rakyat sebesar Rp 70,1 trilliun, dan pembiayaan program pemulihan ekonomi
nasional sebesar Rp 150 triliun. Dana tersebut sudah termasuk restrukturisasi
kredit serta penjaminan dan pembiayaan dunia usaha khususnya UMKM.
Selain itu, harga minyak terus mengalami penurunan akibat pandemi virus
corona. Penurunan harga minyak tersebut dikarenakan jumlah permintaan yang
menurun cukup drastis disaat pandemi virus corona. Negara – negara di dunia
mulai memberlakukan social distancing mulai dari transportasi darat hingga udara
sehingga maskapai penerbangan, pemeran utama dalam penggunaan minyak secara
banyak, mengurangi jadwal penerbangan. Namun, hal tersebut berbanding terbalik
dengan Arab Saudi dan Rusia yang melakukan perang dengan menurunkan harga
minyak dibandingkan dengan harga minyak Amerika Serikat (AS). Arab Saudi dan Rusia
merupakan negara yang memiliki pasokan minyak yang besar. Rusia mengatakan
tidak akan menghentikan produksi minyak dan akan menurunkan harga minyak,
sedangkan Arab Saudi mengancam akan menurunkan harga minyak mereka karena tidak
ingin Rusia menguasai pasar minyak di dunia. Hal tersebut membuat harga minyak
AS yang baru menjadi puncak tertinggi mengalami penurunan hingga 68%.
Sumber :
Anisa Indraini. 2020. Mau Ada Pembatasan Sosial Skala Besar, Apa
Efeknya ke Ekonomi?. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4958637/mau-ada-pembatasan-sosial-skala-besar-apa-efeknya-ke-ekonomi diakses
1 April 2020.
Danang Sugianto. 2020. Biaya Selamatkan Ekonomi dari Corona Capai
Rp 112 Kuadriliun!. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4955348/biaya-selamatkan-ekonomi-dunia-dari-corona-capai-rp-112-kuadriliun diakses
1 April 2020.
Danang Sugianto. 2020. Rincian Uang Negara Rp 405 T untuk Lawan
Corona. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4960463/rincian-uang-negara-rp-405-t-untuk-lawan-corona/2 diakses
1 April 2020.
Hendra Kusuma. 2020. Bank Dunia: Orang Miskin Bisa Bertambah 11
Juta karena Corona. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4959409/bank-dunia-orang-miskin-bisa-bertambah-11-juta-karena-corona/2 diakses
1 April 2020.
Herdi Alif Al Hikam. 2020. Harga Minyak Terus ANjlok Digerogoti
Corona. https://finance.detik.com/energi/d-4959381/harga-minyak-terus-anjlok-digerogoti-corona/2 diakses
1 April 2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar