Rabu, 08 April 2020

Dampak COVID-19 terhadap Sektor TIK di Indonesia


Setelah fokus pada dampak bisnis secara umum, kali ini akan fokus pada dampak COVID-19 terhadap bisnis IT.

Selain sektor perminyakan, terdapat sektor lain yang terkena dampak dari COVID-19 yaitu Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Sektor tersebut akan mengalami kekurangan supply chain atau rantai suplai dan kerugian yang disebabkan karena penyebaran berita bohong, salah satunya terjadi di Inggris. Kebohongan tersebut tentang bagaimana COVID-19 dapat menyebar melalui Menara Base Transceiver Station (BTS) akibat sinyal 5G. Tidak hanya menara saja, pegawai yang bekerja mendapatkan ancaman gangguan ketika sedang bekerja melakukan instalisasi 5G karena hal tersebut dianggap akan membunuh banyak orang jika diaktifkan. Berita tersebut hadir dikarenakan China baru mengaktifkan 5G sebelum COVID-19 terdeteksi di Wuhan, China. National Medical Director NHS Stephen Powis dari National Health Service, pemberi layanan kesehatan publik di Inggris, mengatakan bahwa hal tersebut merupakan berita bohong karena tidak ada landasan ilmiah antara kedua hal tersebut.

Jaringan komunikasi yang baik menjadi kebutuhan utama di berbagai Negara untuk mendukung kelancaran kegiatan yang sekarang harus dilakukan secara online, seperti Work From Home (WFH), untuk membantu pemerintah dalam menekan penyebaran COVID-19 agar tidak ada masyarakat yang terjangkit COVID-19. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate meminta semua operator telekomunikasi untuk memperkuat jaringan mereka karena kualitas jaringan komunikasi internet merupakan salah satu hal yang memperlancar WFH masyarakat. Menkominfo juga meminta para operator telekomunikasi untuk menyediakan produk dan solusi yang mendukung kebijakan pemerintah untuk bekerja, belajar, dan ibadah di rumah sesuai dengan kapasitas masing-masing operator. Para operator telekomunikasi juga diminta untuk melakukan optimasi, pemeliharaan, dan perbaikan jaringan telekomunikasi beserta alat dan perangkat telekomunikasi lain dengan tetap mematuhi kebijakan pemerintah terkait pembatasan interaksi dan menjaga jarak aman. Salah satu operator yang telah menerapkan kebijakan tersebut adalah Telkomsel dengan memberikan kuota gratis sebesar 30 gigabytes (GB) untuk mengakses situs e-learning masing - masing kampus di 130 perguruan tinggi di Indonesia, situs Spada Indonesia milik Kemendikbud selama 30 hari tanpa biaya, dan platform e-learning, seperti Quipper, Zenius, Cakap, Bahaso, dan Sekolahmu.
Pengamat telekomunikasi Kamilov Sagala menyatakan bahwa dampak negatif COVID-19 terhadap bisnis IT di Indonesia adalah keterhambatan suplai perangkat jaringan dan tenaga ahli dari vendor yang berasa dari negara terdampak COVID-19. Kamilov juga menyatakan bahwa dampak terbesar adalah potensi terhadap kenaikan biaya belanja untuk modal infrastruktur jaringan dan operasional maintenance atau penjagaan sistem operasional untuk mempertahankan layanan 7 x 24 jam. Kondisi ini membuat operator membutuhkan sejumlah insentif, misalnya keringanan regulasi pajak, untuk mendukung pengembangan jaringan hingga kemudahan dalam melakukan transformasi digital karena terdapat kenaikan penggunaan internet yang harus ditanggung oleh operator seluler.
Selain dampak negatif, terdapat dampak positif dari COVID-19 yaitu peluang untuk para operator seluler maupun pengembang aplikasi lain untuk meningkatkan dan mengembangkan sarana internet atau aplikasi agar mempermudah kebutuhan masyarakat dalam menjalankan aktifitas. Salah satu aplikasi yang sangat popular saat ini adalah zoom. Sebuah aplikasi yang menyediakan fitur untuk dapat berkomunikasi secara video maupun obrolan dengan teks. Aplikasi ini dimanfaatkan oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia untuk menunjang WFH. Meskipun sangat popular dan banyak digunakan, aplikasi ini menuai kritikan karena terdapat kebocoran video yang tersimpan di cloud dan tidak terlindungi oleh password sehingga dapat diakses oleh siapapun. Tak hanya masyarakat yang menggunakan aplikasi tersebut tetapi Pemerintah Indonesia juga ikut menggunakan aplikasi tersebut untuk menunjang kelancaran rapat – rapat penting negara. Menkominfo menjamin bahwa penggunaan aplikasi zoom untuk rapat – rapat penting negara akan aman dan terkendali di bawah kendali kantor sekretaris kabinet.
Tahun 2020 merupakan tantangan bagi sektor TIK karena terjadi pergeseran aktifitas yang biasa dilakukan secara nyata menjadi maya karena pandemi COVID-19. Pergeseran teknologi ini mengubah pandangan tentang banyak hal mulai dari bisnis, inovasi teknologi, hingga kultur dan struktur organisasi perusahaan.


Sumber :

Adi Fida Rahman. 2020. Menkominfo Minta Operator Telekomunikasi Perkuat Jaringan demi WFH Lancar. https://inet.detik.com/telecommunication/d-4954299/menkominfo-minta-operator-telkomunikasi-perkuat-jaringan-demi-wfh-lancar diakses pada 7 April 2020.

Agus Tri Hayanto. 2020. COVID-19 Merebak di RI, Industri Telco Butuh Suplemen. https://inet.detik.com/telecommunication/d-4941617/covid-19-merebak-di-ri-industri-telco-butuh-suplemen  diakses pada 7 April 2020.

Agus Tri Hayanto. 2020. Telkomsel Gratiskan Internet 30GB Untuk Pelanggan Mahasiswa. https://inet.detik.com/telecommunication/d-4952012/telkomsel-gratiskan-internet-30gb-untuk-pelanggan-mahasiswa diakses pada 8 April 2020.

Dythia Novianty. 2020. Dampak Virus Corona Bagi Industri Telekomunikasi. https://www.suara.com/tekno/2020/03/17/095107/dampak-virus-corona-bagi-industri-telekomunikasi diakses pada 7 April 2020.

Sania Mashabi. 2020. Menkominfo Pastikan Aplikasi Zoom untuk Rapat Kenegaraan Aman dari Kebocoran Data. https://nasional.kompas.com/read/2020/04/07/19015501/menkominfo-pastikan-aplikasi-zoom-untuk-rapat-kenegaraan-aman-dari-kebocoran?page=all#page3 diakses pada 8 April 2020.

Virgina Maulita Putri. 2020. Waduh! Tower 5G Dibakar karena Hoax Virus Corona. https://inet.detik.com/telecommunication/d-4965793/waduh-tower-5g-dibakar-karena-hoax-virus-corona diakses pada 7 April 2020.

Rabu, 01 April 2020

Bagaimana Indonesia dan negara lain menghadapi dampak dari COVID-19


Pandemi virus corona atau dikenal dengan nama penyakit COVID-19 telah memberikan dampak yang besar, terutama dalam bidang perekonomian bisnis. Dampak tersebut tidak hanya dirasakan di Indonesia, namun di seluruh dunia. Para pemerintah di berbagai negara dikabarkan telah mengeluarkan total uang sebesar Rp 112 kuadriliun untuk menjaga stabilitas perekonomian global agar tidak depresi. Akan tetapi, hal tersebut dikhawatirkan tidak mampu untuk menghadapi krisis yang diakibatkan oleh COVID-19.

Bank Dunia atau World Bank menganggap bahwa negara – negara berkembang harus segera memulai persiapan agar perekonomian mereka tidak melemah karena pandemi ini. Pandemi ini diperkirakan akan memberikan dampak kemiskinan yang cukup tinggi, terutama untuk negara -  negara di kawasan asia timur dan pasifik, hingga menyentuh angka 11 juta orang. Dampak tersebut juga termasuk untuk Negara Indonesia. Berikut beberapa rekomendasi yang dapat disarankan berdasarkan pendapat dari Bank Dunia :
  1. Menyesuaikan kebijakan kesehatan dan ekonomi makro, pemerintah perlu melakukan langka – langkah pengendalian seperti larangan berpergian atau social distancing yang kini telah diberlakukan namun masih terdapat masyarakat yang tetap bepergian keluar meskipun tahu akibat yang akan terjadi kepada mereka. Masyarakat yang mengacuhkan perintah tersebut antara kurangnya wawasan terhadap pandemi virus corona atau dengan sengaja mengacuhkan perintah social distancing tersebut. Pemerintah harus melakukan sesuatu terhadap masyarakat yang masih mengabaikan social distancing dengan sosialisasi secara jelas atau melakukan pengawasan secara ketat di berbagai tempat, terutama pusat perbelanjaan atau tempat rekreasi.
  2. Memperluas kapasitas perawatan kesehatan, fasilitas serta alat kesehatan menjadi susah untuk didapat seiring dengan bertambahnya jumlah pasien penderita COVID-19. Para dokter dan perawat juga kesulitan mendapatkan APD atau alat pelindung diri dan berbagai alat perlengkapan medis dikarenakan kepanikan yang muncul di masyarakat sehingga menyebabkan masyarakat untuk membeli segala hal secara berlebihan. Hal tersebut tidak hanya akan merugikan para dokter dan perawat yang bekerja namun masyarakat yang menerima perawatan medis tersebut karena apabila para dokter dan perawat menderita hal yang sama, seperti yang sudah terjadi, akibat minimnya perlengkapan medis yang dimiliki oleh rumah sakit rujukan pemerintah maka siapa yang akan merawat pasien penderita COVID-19.
  3. Penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter, Bank Dunia menyarankan untuk memberikan perawatan secara gratis. Indonesia belum menerapkan hal tersebut sehingga muncul beberapa kasus pasien yang didiagnosa menderita COVID-19 namun pergi dari rumah sakit tersebut akibat tidak mampu untuk membayar biaya perawatan yang akan dibebankan kepada pasien.
  4. Tingkatkan kerja sama, pemerintah harus mulai menjalin kerja sama dengan perusahaan swasta, terutama yang berkaitan dengan produk medis, untuk bersama menghadapi pandemi virus corona.

Bapak Presiden Joko Widodo menerapkan pembatasan sosial berskala besar atau social distancing di Indonesia. Pembatasan sosial berskala besar merupakan pembatasan kegiatan tertentu dalam suatu wilayah untuk mencegah penyebaran suatu wabah penyakit. Mohammad Faisal, Pengamat Ekonomi dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, menganggap bahwa keputusan tersebut akan memberikan dampak ekonomi yang tidak terlalu besar dibanding dengan lockdown yang dilakukan di beberapa negara. Keputusan tersebut tentu memiliki dampak negatif yang menyatakan bahwa dampak dari wabah ini akan berlangsung dalam periode yang lama dibanding dengan lockdown. Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata, menyatakan bahwa keputusan tersebut diambil setelah mempertimbangkan bagaimana efek ekonomi di Indonesia dan sosial budaya masyarakat Indonesia yang tidak terbiasa dengan lockdown jika diberlakukan.

Pemerintah Indonesia telah menyiapkan dana sebesar Rp 405,1 triliun yang ditambahkan ke dalam APBN 2020 untuk melakukan penanganan COVID-19. Dana tersebut akan dibagikan untuk pembelanjaan di bidang kesehatan sebesar Rp 75 triliun, perlindungan sosial sebesar Rp 110 triliun, insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat sebesar Rp 70,1 trilliun, dan pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional sebesar Rp 150 triliun. Dana tersebut sudah termasuk restrukturisasi kredit serta penjaminan dan pembiayaan dunia usaha khususnya UMKM.
Selain itu, harga minyak terus mengalami penurunan akibat pandemi virus corona. Penurunan harga minyak tersebut dikarenakan jumlah permintaan yang menurun cukup drastis disaat pandemi virus corona. Negara – negara di dunia mulai memberlakukan social distancing mulai dari transportasi darat hingga udara sehingga maskapai penerbangan, pemeran utama dalam penggunaan minyak secara banyak, mengurangi jadwal penerbangan. Namun, hal tersebut berbanding terbalik dengan Arab Saudi dan Rusia yang melakukan perang dengan menurunkan harga minyak dibandingkan dengan harga minyak Amerika Serikat (AS). Arab Saudi dan Rusia merupakan negara yang memiliki pasokan minyak yang besar. Rusia mengatakan tidak akan menghentikan produksi minyak dan akan menurunkan harga minyak, sedangkan Arab Saudi mengancam akan menurunkan harga minyak mereka karena tidak ingin Rusia menguasai pasar minyak di dunia. Hal tersebut membuat harga minyak AS yang baru menjadi puncak tertinggi mengalami penurunan hingga 68%.


Sumber :

Anisa Indraini. 2020. Mau Ada Pembatasan Sosial Skala Besar, Apa Efeknya ke Ekonomi?. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4958637/mau-ada-pembatasan-sosial-skala-besar-apa-efeknya-ke-ekonomi diakses 1 April 2020.

Danang Sugianto. 2020. Biaya Selamatkan Ekonomi dari Corona Capai Rp 112 Kuadriliun!. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4955348/biaya-selamatkan-ekonomi-dunia-dari-corona-capai-rp-112-kuadriliun diakses 1 April 2020.

Danang Sugianto. 2020. Rincian Uang Negara Rp 405 T untuk Lawan Corona. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4960463/rincian-uang-negara-rp-405-t-untuk-lawan-corona/2 diakses 1 April 2020.

Hendra Kusuma. 2020. Bank Dunia: Orang Miskin Bisa Bertambah 11 Juta karena Corona. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4959409/bank-dunia-orang-miskin-bisa-bertambah-11-juta-karena-corona/2 diakses 1 April 2020.


Herdi Alif Al Hikam. 2020. Harga Minyak Terus ANjlok Digerogoti Corona. https://finance.detik.com/energi/d-4959381/harga-minyak-terus-anjlok-digerogoti-corona/2 diakses 1 April 2020.

Minggu, 05 Januari 2020

Normalisasi pada Sistem Basis Data

Dalam menghasilkan tabel yang baik, hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah membuat ERD atau Entity Relationship Diagram. ERD dilakukan untuk membuat pemodelan terhadap data yang akan kita analisis. ERD akan membentuk entitas atau objek data kita, contoh entitas mahasiswa, hubungan antara data ialah relationship yang setiap data memiliki atribut atau pembeda dari lainnya, contoh dalam entitas mahasiswa ada atribut npm,nama,dan lain-lain. 
Setelah ERD dibuat, tahap berikutnya adalah normalisasi. Normalisasi merupakan teknik analisis data dengan mengorganisasikan atribut-atribut data sehingga terbentuk entitas yang tidak redudansi. Proses normalisasi merupakan metode formal yang mengidentifikasi relasi-relasi berdasarkan primary key dan ketergantungan fungsional diantara atribut-atribut. Teknik normalisasi digunakan untuk menguji relasi-relasi individu sehingga suatu basis data dapat dinormalisasikan ke tingkat manapun.
Proses normalisasi akan sangat membantu dalam menghemat ruang yang digunakan oleh setiap tabel di dalamnya dan mempercepat proses permintaan data. Sebelum melakukan normalisasi, terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan yaitu :
       1.     Temukan entitas-entitas utama dalam model data.
       2.     Temukan hubungan antara setiap entitas.
       3.     Tentukan atribut yang dimiliki masing-masing entitas.

Langkah-langkah normalisasi :
    
     1.  Bentuk Normal Pertama (1NF)
    Sebuah model data dikatakan memenuhi bentuk normal pertama apabila setiap atribut yang dimilikinya memiliki satu dan hanya satu nilai. Apabila ada atribut yang memiliki nilai lebih dari satu, atribut tersebut adalah kandidat untuk menjadi entitas tersendiri.


                                              Gambar 1. Entitas Buku

      2.  Bentuk Normal Kedua (2NF)
     Sebuah model data dikatakan memenuhi bentuk normal kedua apabila ia memenuhi bentuk normal pertama dan setiap atribut non-identifier sebuah entitas bergantung sepenuhnya hanya pada semua identifier entitas tersebut.

      3.  Bentuk Normal Ketiga (3NF)
     Sebuah model data dikatakan memenuhi bentuk normal ketiga apabila ia memenuhi bentuk normal kedua dan tidak ada satupun atribut non-identifying (bukan pengidentifikasi unik) yang bergantung pada atribut non-identifying lain. Apabila ada, pisahkan salah satu atribut tersebut menjadi entitas baru, dan atribut yang bergantung padanya menjadi atribut entitas baru tersebut.

Contoh :
Apabila dalam tabel mahasiswa, tahun_terbit, edisi, penerbit, dan penulis bergantung kepada judul_buku maka hal tersebut dapat dipisahkan dengan menjadikannya sebuah entitas baru.


Daftar Pustaka.
Hargo, Adhi. 2010. Normalisasi Database Menggunakan Logika Sederhana. URL : https://staff.blog.ui.ac.id/r-suti/files/2010/03/norm_database.pdf Diakses pada 5 Januari 2020.

Dampak COVID-19 terhadap Sektor TIK di Indonesia

Setelah fokus pada dampak bisnis secara umum, kali ini akan fokus pada dampak COVID-19 terhadap bisnis IT. Selain sektor perminyakan, ...