Jumat, 19 April 2019

COBIT

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) merupakan sekumpulan dokumentasi dan panduan yang mengarahkan pada IT governance yang dapat membantu auditor, manajemen, dan pengguna (user) untuk menjembatani pemisah antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol, dan permasalahan-permasalahan teknis. COBIT dikembangkan oleh IT governance Institute (ITGI) yang merupakan bagian dari Information Systems Audit and Control Association (ISACA).

Menurut Campbell, COBIT merupakan suatu cara untuk menerapkan IT governance.
COBIT merupakan kombinasi dari prinsip-prinsip yang telah ditanamkan yang dilengkapi dengan balance scorecard dan dapat digunakan sebagai acuan model (seperti COSO) dan disejajarkan dengan standar industri, seperti ITIL, CMM, BS779, ISO 9000.

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain :

1. Perencanaan dan Organisasi (Planning and Organization)
Domain ini mencakup strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.
2. Pengadaan dan Implementasi (Acquire and Implement)
Untuk mewujudkan strategi TI, solusi TI perlu diidentifikasi, dibangun atau diperoleh dan kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis.
3. Pengantaran dan Dukungan (Deliver and Support)
Domain ini berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, yang terdiri dari operasi pada security dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan pengadaan training.
4. Pengawasan dan Evaluasi (Monitor and Evaluate)

Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan kesesuaiannya dengan kebutuhan kontrol.

Untuk memenuhi tujuan bisnis, informasi perlu memenuhi kriteria tertentu, adapun 7 kriteria informasi yang menjadi perhatian COBIT, yaitu sebagai berikut:


1. Effectiveness (Efektivitas) : Informasi yang diperoleh harus relevan dan berkaitan dengan proses bisnis, konsisten dapat dipercaya, dan tepat waktu.
2. Effeciency (Efisiensi) : Penyediaan informasi melalui penggunaan sumber daya (yang paling produktif dan ekonomis) yang optimal.
3. Confidentially (Kerahasiaan) : Berkaitan dengan proteksi pada informasi penting dari pihak-pihak yang tidak memiliki hak otorisasi/tidak berwenang.
4. Intergrity (Integritas) : Berkaitan dengan keakuratan dan kelengkapan data/informasi dan tingkat validitas yang sesuai dengan ekspetasi dan nilai bisnis.
5. Availability (Ketersediaan) : Fokus terhadap ketersediaan data/informasi ketika diperlukan dalam proses bisnis, baik sekarang maupun dimasa yang akan datang. Ini juga terkait dengan pengamanan atas sumber daya yang diperlukan dan terkait.
6. Compliance (Kepatuhan) : Pemenuhan data/informasi yang sesuai dengan ketentuan hukum, peraturan, dan rencana perjanjian/kontrak untuk proses bisnis.

7. Reliability (Handal) : Fokus pada pemberian informasi yang tepat bagi manajemen untuk mengoperasikan perusahaan dan pemenuhan kewajiban mereka untuk membuat laporan keuangan.
Itu adalah gambaran singkat mengenai COBIT.


Salah satu perusahaan yang menggunakan COBIT adalah PT. SOLMIT BANGUN INDONESIA. Berikut adalah kerangka kerjanya :


Menurut saya, penerapan COBIT sudah sangatlah bagus pada perusahaan ini. Mungkin ada sebagian kalian yang bertanya apa bedanya dengan ITIL yang saya bahas sebelumnya, sebenarnya tidak begitu berbeda hanya beda nama saja dimana seperti yang saya jelaskan diatas COBIT merupakan kombinasi dari standar-standar proses perusahaan yang diwajibkan. Kini COBIT sudah mencapai 5.0, dimana sudah banyak penyempurnaan lainnya yang membuat banyak perusahaan akan semakin baik tentunya mulai dari awal beroperasi hingga pengauditan yang akan dilakukan setiap tanggal yang telah ditetapkan perusahaan tersebut untuk mengetahui seberapa besar usaha mereka dalam mencapai tujuan mereka dan tentunya untuk mengevaluasi apa yang telah dilakukan atau apa saja yang telah terjadi di perusahaan tersebut.

Sekian dari saya, semoga bermanfaat!
Daftar Pustaka

Perbedaan BRM dan SLM


Kali ini, saya akan membahas perbedaan BRM dan SLM. Apa itu BRM dan SLM? 

BRM adalah singkatan dari Business Relationship Management atau Manajemen Hubungan Bisnis sedangkan, SLM adalah singkatan dari Service Level Management atau Layanan Manajemen Tingkat.

Mereka berdua adalah prinsip umum dari Hubungan Bisnis Manajemen. Sebelum saya menjelaskan mengenai perbedaan  BRM dan SLM, saya akan jelaskan sedikit mengenai kedua hal tersebut.

BRM adalah prinsip yang berfokus kepada kepuasan pelanggan dimana menurut saya, prinsip ini sedikit kurang menguntungkan bagi pelanggan. Mengapa? Karena mereka hanya berpacu pada kepuasan pelanggan dimana tidak semua pelanggan dapat diperlakukan sama.

Sedangkan, SLM juga memiliki prinsip yang berpacu kepada kepuasan pelanggan hanya saja terdapat tingkatan atau level dalam melayani pelanggan. Dimana semua pelanggan tidak sama levelnya pada prinsip ini.

Mari kita ambil contoh kasus.

Anggap saja Bank “A” memiliki 2 kategori nasabah yaitu biasa dan prioritas. Bank tidak mungkin menerapkan BRM pada hal ini, kenapa? Karena salah satu pihak nasabah mungkin akan merasa dirugikan. Bayangkan jika nasabah prioritas yang menabung lebih banyak  dari nasabah biasa tentunya akan memberikan keuntungan lebih kepada bank namun, diperlakukan sama dengan nasabah biasa tanpa keistimewaan yang lebih akan membuat para nasabah prioritas merasa dirugikan atau tidak adil. Sehingga penerapan SLM dalam kasus ini sangatlah efektif.

Maka menurut saya, SLM lebih efektif dibandingkan dengan BRM. Karena semakin tinggi pelanggan memberi kepada kita maka, kita akan semakin diuntungkan. Oleh karena itu, anggap saja kita seperti memberi reward kepada pelanggan tersebut.

Sekian, semoga bermanfaat!

DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://lily.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/48491/Pert2.pptx&ved=2ahUKEwiauu_29_PhAhX-63MBHXZkBvcQFjACegQIARAB&usg=AOvVaw1WLrbEIiRzDTmuNN96Ksxa

Dampak COVID-19 terhadap Sektor TIK di Indonesia

Setelah fokus pada dampak bisnis secara umum, kali ini akan fokus pada dampak COVID-19 terhadap bisnis IT. Selain sektor perminyakan, ...