Pada pertemuan kali ini, saya akan
membahas tren teknologi yang akan berkembang di masa depan. Ketika kalian
mendengar kalimat “tren teknologi masa depan” apa yang terpikir di benak
kalian? Kalau saya akan terpikir tentang Big Data. Mungkin kebanyakan dari
kalian sudah ada yang mengetahui tentang Big Data, namun jika ada dari kalian
yang belum mengetahui tentang Big Data jangan khawatir! Karena akan saya
jelaskan tentang Big Data.
Big data
adalah istilah yang menggambarkan volume data yang besar, baik data yang
terstruktur maupun data yang tidak terstruktur. Big Data telah
digunakan dalam banyak bisnis. Tidak hanya besar data yang menjadi poin utama
tetapi apa yang harus dilakukan organisasi dengan data tersebut. Big Data dapat
dianalisis untuk wawasan yang mengarah pada pengambilan keputusan dan strategi
bisnis yang lebih baik.
Mengapa saya menyebut Big Data
adalah teknologi yang akan menjadi tren di masa depan? Karena saat ini, semua
hal yang berhubungan dengan database akan lebih mudah dilakukan dengan adanya
big data dimana semua informasi akan dikumpulkan menjadi 1.
Apa contohnya? Saat ini, Indonesia sedang
mencoba mengembangkan big data penduduk dimana hanya dengan melakukan tap
dengan kartu tanda penduduknya akan muncul informasi lengkap mengenai seseorang
tersebut.
Mari kita berdoa semoga usaha ini
berhasil!
Lalu saya akan menjelaskan sedikit
hal yang berhubungan dengan Big Data. Ayo disimak!
Cloud
Computing
Adalah tempat
penyimpanan data. Bila diterjemahkan ke Bahasa Indonesia akan memiliki arti
“Komputasi Awan”, yang berarti gabungan pemanfaatan teknologi komputer
(komputasi) dan pengembangan internet (awan). Awan atau cloud adalah metafora
dari internet dimana seringkali awan digambarkan dalam diagram jaringan
komputer. Sebagaimana awan dalam diagram jaringan komputer tersebut, awan atau
cloud dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur
kompleks yang disembunyikannya.
Menurut
sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasi IEEE Internet Computing
"Cloud Computing adalah suatu paradigma di mana informasi secara permanen
tersimpan di server di internet dan tersimpan secara sementara di komputer
pengguna (client) termasuk didalamnya adalah desktop, komputer tablet,
notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor dan
lain-lain."
Komputasi
awan atau Cloud Computing merupakan trend teknologi terbaru saat ini dengan
contoh bentuk pengembangan dari teknologi ini adalah iCloud.
JENIS-JENIS
CLOUD COMPUTING
Ternyata
cloud computing memiliki jenisnya tersendiri. Jenis dari coud computing terbagi
menjadi 3 yaitu SaaS,PaaS, dan IaaS. Apa itu? Mari kita bahas secara singkat!
1. Software
as a Service (SaaS)
Salah satu layanan dari Cloud
Computing dimana kita tinggal memakai software atau perangkat
lunak yang telah disediakan.
Contohnya, layanan email publik
(Gmail, YahooMail, Hotmail), social network (Facebook,
Twitter, LinkedIn), instant messaging (Yahoo Messenger, Skype, Line,
WhatsApp) dan masih banyak lagi.
Dalam perkembangannya, banyak
perangkat lunak yang dulu hanya kita bisa nikmati dengan menginstall aplikasi
tersebut di komputer kita ,on-premise, mulai sekarang bisa kita nikmati
lewat Cloud Computing.
Keuntungannya
adalah kita tidak perlu membeli lisensi dan tinggal terkoneksi ke internet untuk
memakainya. Contoh, Microsoft Office yang sekarang kita bisa nikmati lewat
Office 365, Adobe Suite yang bisa kita nikmati lewat Adobe Creative Cloud.
2. Platform
as a Service (PaaS)
Layanan dari Cloud Computing
yang kita analogikan jika kita menyewa “rumah” berikut lingkungannya
(sistem operasi, network, database engine, framework aplikasi, dan lain-lain)
untuk menjalankan aplikasi yang kita buat.
Kita tidak perlu pusing untuk
menyiapkan “rumah” dan memelihara “rumah” tersebut. Yang penting aplikasi yang
kita buat bisa berjalan dengan baik di “rumah” tersebut. Untuk pemeliharaan
“rumah” ini menjadi tanggung jawab dari penyedia layanan.
Sebagai analogi, misalnya kita
sewa kamar hotel, kita tinggal tidur di kamar yang sudah kita sewa, tanpa
peduli bagaimana perawatan dari kamar dan lingkungannya. Yang terpenting kita
bisa nyaman tinggal di kamar itu, jika suatu saat kita dibuat tidak nyaman,
tinggal pindah ke hotel lain yang lebih bagus layanannya.
Contoh penyedia layanan PaaS ini
adalah: Amazon Web Service, Windows Azure, bahkan tradisional
hosting pun merupakan contoh dari PaaS.
Keuntungan dari PaaS adalah
kita sebagai pengembang bisa fokus pada aplikasi yang kita buat dan tidak perlu
memikirkan operasional dari “rumah” untuk aplikasi yang kita buat.
3. Infrastructure
as a Service (IaaS)
Layanan dari Cloud Computing dimana
kita bisa “menyewa” infrastruktur IT seperti komputasi, storage, memory, dan network.
Kita bisa definisikan berapa besarnya unit komputasi (CPU), penyimpanan data (storage), memory
(RAM), bandwith, dan konfigurasi lainnya yang akan kita sewa.
Dengan kata lain, IaaS
diibaratkan seperti menyewa komputer virtual yang masih kosong, dimana setelah
komputer ini disewa kita bisa menggunakannya sesuka hati kita tergantung dari
kebutuhan kitadan kita bisa menginstall sistem operasi dan aplikasi apapun.
Contoh penyedia layanan IaaS ini
adalah: Amazon EC2, TelkomCloud, BiznetCloud, dan sebagainya.
Keuntungan dari IaaS adalah
kita tidak perlu membeli komputer fisik, dan konfigurasi komputer virtual
tersebut bisa kita rubah (scale up/scale down) dengan mudah. Sebagai
contoh, saat komputer virtual tersebut sudah kelebihan beban, kita bisa
tambahkan CPU, RAM, Storage dan lain-lain.
Setelah kita membahas tentang
jenis-jenis dari cloud computing, kita akan membahas terminologi yang digunakan
dalam cloud computing.
Apa itu terminologi? Suatu
pengertian atau hal yang memperjelas suatu hal sesuai kondisinya. Sekarang mari
kita bahas jenis-jenis dari Cloud Computing.
1. Public
Cloud
Layanan Cloud
Computing yang disediakan untuk masyarakat umum. Kita sebagai user tinggal
mendaftar ataupun bisa langsung memakai layanan yang ada. Banyak layanan Public
Cloud yang gratis tetapi ada juga yang harus membayar untuk bisa menikmati
layanan-nya.
Contoh:
Public Cloud yang gratis, Windows
Live Mail, Google Mail, Facebook, dan lain-lain.
Public Cloud yang berbayar,
SalesForce, Office 365, dan sebagainya.
Keuntungannya adalah kita tidak
perlu investasi dan merawat infrastruktur, platform ataupun aplikasi. Cukup
memilih untuk memakai yang secara gratis atau bayar sejauh pemakaian kita.
Kerugiannya adalah sangat bergantung
dengan kualitas layanan internet yang kita pakai, jika koneksi internet
mati, maka kita tidak akan bisa memakai layanannya. Untuk itu, kita perlu
pikirkan secara matang infrastruktur internetnya. Dan juga tidak semua penyedia
layanan, menjamin keamanan data kita. Untuk itu, kita perlu hati-hati ketika
memilih provider Public Cloud ini. Pelajari dengan seksama profil dan
Service Level Agreement dari penyedia layanan.
2. Private
Cloud
Layanan Cloud
Computing yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan internal dari
organisasi atau perusahaan. Biasanya departemen IT akan berperan sebagai Service
Provider (penyedia layanan) dan departemen lain menjadi user (pemakai).
Sebagai Service Provider tentu
saja Departemen IT harus bertanggung jawab agar layanan bisa berjalan dengan
baik sesuai dengan standar kualitas layanan yang telah ditentukan oleh
perusahaan, baik infrastruktur, platform maupun aplikasi yang ada.
Contoh layanannya:
SaaS: Web Application
internal, Sharepoint, Mail Server internal, Database Server untuk keperluan
internal.
PaaS: Sistem Operasi + Web
Server + Framework + Database yang disediakan untuk internal.
IaaS: Virtual Machine yang
bisa direquest sesuai dengan kebutuhan internal.
Keuntungannya adalah keamanan
data terjamin, karena dikelola sendiri, menghemat bandwith internet ketika
layanan itu hanya diakses dari jaringan internal, proses bisnis tidak
tergantung dengan koneksi internet, tapi tetap saja tergantung dengan koneksi
internet lokal (intranet).
Kerugiannya adalah investasi
besar, karena kita sendiri yang harus menyiapkan infrastruktur-nya, butuh
tenaga kerja untuk merawat dan menjamin layanan berjalan dengan baik.
3. Hybrid
Cloud
Gabungan dari layanan Public
Cloud dan Private Cloud yang diimplementasikan oleh suatu
organisasi atau perusahaan. Dalam Hybrid Cloud ini, kita bisa memilih
proses bisnis mana yang bisa dipindahkan ke Public Cloud dan proses
bisnis mana yang harus tetap berjalan di Private Cloud.
Contohnya:
Perusahaan A, menyewa layanan dari Windows Azure (Public Cloud) sebagai “rumah” yang dipakai untuk aplikasi yang mereka buat, tapi karena aturan undang-udang yang berlaku, data nasabah dari perusahaan A tidak boleh ditaruh di pihak ketiga, karena perusahaan A taat pada aturan yang ada, maka data dari nasabah tetap disimpan di database mereka sendiri (Private Cloud), dan aplikasi akan melakukan koneksi ke database internal tersebut.
Perusahaan A, menyewa layanan dari Windows Azure (Public Cloud) sebagai “rumah” yang dipakai untuk aplikasi yang mereka buat, tapi karena aturan undang-udang yang berlaku, data nasabah dari perusahaan A tidak boleh ditaruh di pihak ketiga, karena perusahaan A taat pada aturan yang ada, maka data dari nasabah tetap disimpan di database mereka sendiri (Private Cloud), dan aplikasi akan melakukan koneksi ke database internal tersebut.
Perusahaan B, menyewa layanan
dari Office 365 (Public Cloud), karena perusahaan B tersebut
sudah punya Active Directory yang berjalan diatas Windows Server
mereka (Private Cloud) maka kita bisa konfigurasikan Active Directory
tersebut sebagai identitas untuk login di Office 365.
Keuntungannya adalah keamanan
data terjamin, karena data bisa dikelola sendiri dalam hal ini tidak berarti
bahwa menyimpan data di public cloud tidak aman, lebih leluasa untuk
memilih mana proses bisnis yang harus tetap berjalan di private
cloud dan mana proses bisnis yang bisa dipindahkan ke public cloud dengan
tetap menjamin integrasi dari kedua-nya.
Kerugiannya adalah untuk aplikasi
yang membutuhkan integrasi antara public cloud dan private cloud,
maka infrastruktur internet harus dipikirkan secara matang.
Apa sih
manfaat dari Cloud Computing?
Dari penjelasan tentang cloud
computing diatas, ada banyak manfaat yang bisa kita ambil dari cloud computing,
yaitu :
1. Skalabilitas, yaitu dengan
cloud computing kita bisa menambah kapasitas penyimpanan data kita tanpa harus
membeli peralatan tambahan, misalnya harddisk. Kita cukup menambah kapasitas
yang disediakan oleh penyedia layanan cloud computing.
2. Aksesibilitas,
yaitu kita bisa mengakses data kapanpun dan dimanapun kita berada, asal kita
terkoneksi dengan internet, sehingga memudahkan kita mengakses data disaat yang
penting.
3. Keamanan, yaitu data kita bisa
terjamin keamanannya oleh penyedia layanan cloud computing, sehingga bagi
perusahaan yang berbasis IT, data bisa disimpan secara aman di penyedia cloud
computing. Hal itu juga dapat mengurangi biaya yang diperlukan untuk
mengamankan data perusahaan.
4. Kreasi, yaitu para user bisa
melakukan atau mengembangkan kreasi atau proyek mereka tanpa harus mengirimkan
proyek mereka secara langsung ke perusahaan cukup dengan mengirimkannya lewat
penyedia layanan cloud computing.
5. Tidak perlu cemas ketika
terjadi bencana alam data milik kita tersimpan aman di cloud meskipun hardisk
atau gadget kita rusak.
MOBILE
COMPUTING
Adalah seperangkat
benda atau teknologi yang memiliki teknologi secanggih yang sering disebut
sebagai mobile computer (portable computer) dan mampu melakukan komunikasi dengan
jaringan tanpa kabel (nirkabel) walaupun user atau pengguna dari alat tersebut
sedang melakukan perpindahan.
Mobile computing juga merupakan teknologi yang dapat melakukan system
distribusi data saat bergerak bebas dan dapat melakukan koneksi kembali pada
lokasi jaringan yang berbeda.
Jenis-jenis Mobile Computing
1. Laptop
Laptop atau notebook adalah komputer bergerak yang ukurannya relatif
kecil, dengan berat antara 1 hingga 6 kg. Fungsi laptop hamper sama dengan
komputer desktop, hanya ukurannya yang diperkecil. Kebanyakan laptop menggunakan
LCD yang ukurannya antara 10 hingga 17 inch. Sifat utama laptop yaitu ukurannya
yang kecil, mudah dibawa kemana saja dan hemat energi. Karena banyak kelebihan
yang dimiliki laptop maka harga laptop relatif lebih mahal daripada komputer
desktop.
2. PDA (Personal Digital Assitant)
Alat elektronik berbasis komputer yang bisa dibawa kemana saja. Ciri
khas PDA adalah touchscreen. Pada awalnya, PDA digunakan untuk mengorganisasi
diri sendiri, tetapi seiring berjalannya waktu pengunaan PDA makin banyak,
antara lain mengirim e-mail, akses internet, games, penggunaan GPS, rekam video,
dan jaringan wireless.
3. Smartphone
Perangkat komunikasi elektronik yang bisa dibawa-bawa dan tidak perlu
kabel untuk menghubungkan jaringan komputer. Dengan kata lain, smartphone
adalah miniatur komputer dengan kemampuan ponsel. Umumnya terdapat dua jaringan
smartphone yaitu GSM (Global System for Mobile Telecommunications) dan CDMA
(Code Division Multiple Acces). Perangkat computing yang bisa dipasang di
mobil. Biasanya digunakan untuk pemutar DVD, GPS, pengeras suara dan
Bluetooth.
dan masih banyak lagi.
Kelebihan Mobile Computing
1.
Extreme Personalization
Mobile computing telah menjadi barang yang sangat penting bagi orang.
Hal ini diumpamakan dengan kalimat ponsel diantara dompet dan kunci motor,
dimana berarti ponsel yang termasuk mobile computer sama pentingnya dengan dompet
dan kunci motor. Karena pentingnya itu, mobile computer kerap dipakai untuk
menyimpan segala informasi pribadi.
2.
Pengaksesan Informasi setiap saat
dan dimanapun
Dengan sifatnya yang portabel atau dapat dibawa kemana-mana dan bila
didukung dengan koneksi internet, mobile computer dapat digunakan untuk
bekerja, atau berbelanja secara online, maupun bermain dimana saja dan kapan
saja. Tentu hal ini sangat memanjakan pengguna mobile computer.
3.
Kompatible yang tinggi dengan
teknologi lain
Dengan kecanggihan yang dimiliki, mobile computer compatible dengan
teknologi lain, sehingga mobile computer dapat memanfaatkan teknologi lain demi
kemudahan sang pemakai.
Kelemahan Mobile Computing
1. Kurangnya
Bandwith
Akses internet pada peralatan umumnya lebih lambat dibandingkan dengan
koneksi kabel, dengan menggunakan teknologi seperti GPRS, EDGE dan jaringan 3G.
LAN nirkabel berkecepatan tinggi tidak mahal, tetapi memiliki rentang yang
sangat terbatas.
2. Konsumsi
Tenaga
Ketika generator portabel tidak tersedia, komputer mobile harus
bergantung sepenuh padanya daya baterai. Artinya, baterai yang mahal harus
digunakan agar masa pakai baterai yang diperlukan.
3. Gangguan
Transmisi
Faktor-faktor yang menyebabkan gangguan sinyal pada mobile computing
seperti cuaca, jarak alat mobile computing dengan titik pemancar sinyal
terdekat. Selain itu, penerimaan sinyal di dalam terowongan, di beberapa gedung
dan daerah pedesaan seringkali buruk.
4. Potensi
Terjadinya Kecelakaan
Banyak kecelakaan kendaraan baik mobil maupun motor sering disebabkan
oleh pengendaranya yang menggunakan mobile saat sedang berkendara. Selain itu,
penggunaan mobile yang lama dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
5. Antarmuka
Pengguna dengan Alat
Layar keyboard yang cenderung kecil membuat peralatan tersebut sulit
digunakan. Input alternatif seperti input suara atau pengenalan tulisan tangan
membutuhkan pelatihan untuk menggunakannya.
Ubiquitous
Computing
disebut sebagai gelombang ketiga
dalam komputasi. Yang pertama adalah konsep mainframe, dimana sebuah mesin
dipakai oleh banyak orang bersamaan (one computer, many people). Sekarang kita
berada pada era personal computer (komputer pribadi) yaitu seseorang
menggunakan masing-masing mesin yang dimilikinya (one person, one computer).
Karena komputer menjadi semakin murah dan menjadi sangat lazim, selanjutnya
akan datang masa Ubiquitous Computing dan menjadi era “one person, many
computers”.
Inti dari model Ubiquitous Computing (yang juga sering disebut Pervasive
Computing) melakukan pembagian resource (sumber daya) yang ringan, tidak mahal,
dalam jaringan pemrosesan handal secara bersama-sama dan terdistribusi ke dalam
semua aspek kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, sebuah lingkungan Ubiquitous
Computing yang menghubungkan kontrol penerangan (lampu) dan pemanas ruangan
dengan alat yang dipasang pada pakaian kita sehingga kondisi penerangan dan
suhu ruangan dapat dimodulasi secara terus-menerus dan tak kentara. Sistem
tersebut seharusnya “hilang” dari pandangan dan diluar alam sadar kita. Salah
satu sistem Ubiquitous pertama adalah “Live Wire” milik Natalie Jeremijenko.
Merupakan sebuah tali yag dipasangkan ke sebuah stepper motor dan dikendalikan
melalui koneksi LAN yang menyebabkan tali tersentak atau menegang sesuai
kondisi dan traffic jaringan.
Ubiquitous Computing memberikan tantangan
kepada cabang ilmu komputer : dalam pendesainan dan pemodelan sistem, dan dalam
hal user interface. Model interaksi manusia-komputer yang sudah jadul seperti
command-line (text-based), menu-driven, atau yang berbasis GUI tidak cocok dan
tidak mencukupi untuk masalah Ubiquitous Computing. Interaksi “alami” yang
dibutuhkan harus segera dimunculkan, meskipun banyak model yang sudah mendekati
interaksi seperti itu seperti contohnya telepon selular, digital audio player,
GPS, dan interactive whiteboard.
Mark Weiser mengenalkan tiga bentuk dasar dari mesin Ubiquitous yaitu :
tab, pad, dan board.
Contoh Ubiquitous Computing
1. handphone
2. Elearning
3. Mobil
4. Ruangan
5. Kulkas
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
1. Handphone
• Kelebihan
Kita dapat mengakses informasi dimana saja dengan gadget yang dimiliki
seperti handphone, smartphone, dan tablet.
• Kekurangan
Penyalahgunaan kemudahan mengakses informasi. Contohnya saat mengakses informasi tentang soal yang sedang
diujikan pada saat ujian.
2. Elearning
• Kelebihan
Memberikan kemudahan kepada seluruh mahasiswa ataupun pelajar dalam
belajar tanpa harus datang langsung ke kampus atau sekolah.
• Kekurangan
Membuat mahasiswa ataupun pelajar menjadi malas karena tanpa ada
pengawasan guru ataupun dosen.
3. Mobil
• Kelebihan
Sang engineer telah dilengkapi dengan sebuah badge pintar berisi
microchip jadi saat mobilnya mendekati gerbang pagar rumah dan pemancaran
mengenai kendaraan tersebut secara otomatis gerbang akan terbuka.
• Kekurangan
Hanya mobil tertentu saja yang bisa membuka gerbang pagar rumah tersebut.
Perbedaan antara Grid Computing, Cloud Computing,
dan Ubiquitous Computing.
·
Grid Computing (Dunia Akademis)
Fitur dari grid computing ini adalah mengumpulkan kluster-kluster yang
ada menjadi sebuah komputasi besar. Definisi dari sebuah kluster adalah
sekumpulan komputer yang biasanya identik dalam sebuah situs atau ruang server.
Contohnya, Universitas Indonesia memiliki kluster Hastinapura yang tergabung
dengan kluster di Universitas Gunadarma membentuk sebuah grid yang dinamakan
InGRID. InGRID adalah sebuah usaha untuk membuat sistem Grid dengan menggunakan
jaringan antar universitas (INHERENT).
·
Cloud Computing (Dunia Bisnis)
Cloud Computing bagaikan sebuah komputer maya raksasa yang digunakan
oleh banyak orang atau organisasi atau entitas untuk memudahkan orang dan
pemasaran.. Contoh penyedia komputasi ini adalah Amazon EC dan Microsoft
Windows Azure.
·
People Computing (Dunia Sosial/
Ubiquitous Computing/ Pervasive Computing)
People computing atau science adalah sebuah terminologi untuk
menggunakan individu-individu sebagai penyedia data. Kemudian, data tersebut
teragregasi dalam sebuah pusat pengolahan data dan kemudian diolah menjadi
kesimpulan.
NANOSCIENCE
nanosains (nanoscience) atau nanoteknologi (nanotechnology),
saat ini banyak diteliti oleh para ilmuwan luar negeri terutama di negara maju
seperti Amerika, Eropa, dan Jepang. Nanosains pertama kali diperkenalkan oleh
seorang ahli fisika bernama Richard Phillips Feynman pada tanggal 29 Desember
1959 dalam pertemuan tahunan Masyarakat Fisika Amerika (American Physical
Society) di California Institute of Technology (Richard Phillips Feynman
merupakan Pemenang Hadiah Nobel Fisika tahun 1965). Pada pertemuan tersebut,
Richard Phillips Feynman memberikan gambaran dari istilah nanosains yang kita
kenal sekarang ini dalam pidatonya yang berjudul “There’s Plenty of Room at the
Bottom”.
Sebenarnya apa yang disebut dengan nanosains?
GRID COMPUTING
Grid computing adalah arsitektur yang menghasilkan
sistem informasi perusahaan yang berbiaya rendah dan lebih adaptif terhadap
bisnis, ia merupakan salah satu jenis dari komputasi modern. Grid computing
juga dapat diartikan resource dan penyelesaian masalah terkoordinasi dalam
organisasi virtual yang dinamis dan multi-institusional. Grid computing
memiliki perbedaan yang lebih menonjol dan diterapkan pada sisi infrastruktur
dari penyelesaian suatu proses. Grid computing adalah suatu bentuk cluster
(gabungan) komputer – komputer yang cenderung tak terikat batasan geografi.
Pemilihan nama Grid sendiri adalah sebagai bentuk
kiasan bagi pembuatan computer power agar dapat diakses semudah mengakses electric
power, sehingga harus memiliki kemampuan untuk mengakses computing power (CPU),
aplikasi perangkat lunak dan data penelitian dalam suatu bentuk “on-demand”.
Berikut adalah beberapa konsep dasar dalam Grid
Computing:
- · Sumber daya dikelola dan dikendalikan secara lokal.
Sumber daya berbeda dapat mempunyai kebijakan dan
mekanisme berbeda, mencakup Sumber daya komputasi dikelola oleh sistem batch
berbeda, Sistem storage berbeda pada node berbeda, Kebijakan berbeda
dipercayakan kepada user yang sama pada sumber daya berbeda pada Grid.
- · Sifat alami dinamis: Sumber daya dan pengguna dapat sering berubah.
- · Lingkungan kolaboratif bagi e-community (komunitas elektronik, di internet)
Secara umum, elemen-elemen dari infrastruktur Grid
adalah
- · Hardware atau Sumber daya, tersedia dari site-site berbeda yang terdistribusi secara geografis, mencakup CPU atau Storage atau Instruments, dan lain sebagainya)
- · Orang-orang, siapa yang memelihara Grid dan Siapa yang menggunakan Grid
Middleware adalah lapisan atau layer
perangkat lunak atau software yang terletak antara sistem operasi dan aplikasi.
Elemen-elemen dasar dari Middleware ini adalah :
- · Keamanan (security)
- · Pengelolaan sumber daya (resource management)
- · Pengelolaan data (data management)
- · Layanan informasi (information services).
Tiga hal yang di sharing dalam
sebuah sistem grid antara lain : Resource, Network, dan Proses. Kegunaan atau
layanan dari sistem grid sendiri adalah untuk melakukan high throughput
computing di bidang penelitian ataupun proses komputasi lain yang memerlukan
banyak resource komputer.
Berikut ini contoh Beberapa kluster atau grid computing yang ada di Indonesia adalah:
- · LIPI Public Cluster (http://www.cluster.lipi.go.id/)
- · Kluster Rekayasa Komputasional ITB (http://computational.engineering.or.id)
- · NL Grid UGM (http://grid.te.ugm.ac.id/docs/)
· Penggunaan Grid Computing System
untuk perusahaan-perusahaan akan banyak memberikan manfaat, baik manfaat secara
langsung maupun tidak langsung. Beberapa manfaat tersebut antara lain :
- · Grid computing menjanjikan peningkatan utilitas, dan fleksibilitas yang lebih besar untuk sumberdaya infrastruktur, aplikasi dan informasi. Dan juga menjanjikan peningkatan produktivitas kerja perusahaan.
- · Grid computing bisa memberi penghematan uang, baik dari sisi investasi modal maupun operating cost–nya.
Dan beberapa hambatan yang dialami
oleh masyarakat Indonesia dalam mengaplikasikan teknologi grid computing adalah
sebagai berikut :
- · Manajemen institusi yang terlalu birokratis menyebabkan mereka enggan untuk merelakan fasilitas yang dimiliki untuk digunakan secara bersama agar mendapatkan manfaat yan lebih besar bagi masyarakat luas.
- · Masih sedikitnya Sumber Daya Manusia yang kompeten dalam mengelola grid computing. Contonhya kurangnya pengetahuan yang mencukupi bagi teknisi IT maupun user non teknisi mengenai manfaat dari grid computing itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA